Terjerat Skandal Korupsi, Menteri Perhubungan Singapura Mundur dari Jabatan

| 18 Jan 2024 19:00
Terjerat Skandal Korupsi, Menteri Perhubungan Singapura Mundur dari Jabatan
Menteri Perhubungan Singapura korupsi (Dok: instagram/s.iswaran)

ERA.id - Menteri Perhubungan Singapura, S. Iswaran, mengundurkan diri dari jabatannya usai didakwa melakukan 27 pelanggaran dalam penyelidikan korupsi. Meski mundur dari jabatan, Iswara membantah tuduhan korupsi yang disematkan kepada dirinya.

Dalam surat pengunduran dirinya yang diterbitkan oleh kantor Perdana Menteri, Iswaran mengatakan bahwa dia menolak tuduhan korupsi tersebut. Dia mengaku akan fokus untuk memberishkan nama baiknya dari skandal tersebut.

"Saya tidak bersalah dan sekarang akan fokus membersihkan nama saya,” katanya dalam sebuah surat pengunduran dirinya yang diterbitkan kantor Perdana Menteri, dikutip CNA, Kamis (18/1/2024).

Surat itu juga menjelaskan bahwa Iswaran mengajukan pengunduran diri dari posisinya ke Perdana Menteri Lee Hsiwn Loong pada Selasa (16/1/2024) secara sukarela. Menurutnya, pengunduran diri itu langkah terbaik dan benar yang harus dia pilih.

"Saya mengundurkan diri sebagai Menteri Kabinet, Anggota Parlemen, dan anggota Partai Aksi Rakyat karena saya yakin itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," katanya.

Lalu, kata Iswaran, dia akan mengembalikan semua uang yang diterimanya dari gaji yang didapatkan sebagai Menteri dan tunjangan sebagai anggota parlemen.

“Selanjutnya, saya memberi tahu Perdana Menteri pada (Rabu) bahwa, meskipun saya tidak bersalah, saya akan mengembalikan semua uang yang saya terima berupa gaji sebagai Menteri dan tunjangan sebagai Anggota Parlemen sejak dimulainya penyelidikan CPIB pada Juli 2023," tegasnya.

Iswaran, yang karir politiknya hampir 30 tahun, mengatakan dia dan keluarganya memutuskan untuk mengembalikan uang tersebut karena mereka yakin itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dia telah menerima pengurangan gaji bulanan sebesar SGD8.500 (Rp98 juta), dan tunjangan tahunan penuh anggota parlemen sebesar SGD192.500 (Rp2,2 miliar).

Dia mengungkapkan kesedihannya karena dia tidak lagi melayani penduduk Pantai Barat, dan menambahkan bahwa ini merupakan suatu kehormatan untuk melakukannya selama 26 tahun terakhir.

“Beberapa bulan terakhir ini adalah masa tersulit bagi saya dan keluarga. Saya sangat berterima kasih kepada keluarga saya atas cinta abadi dan dukungan mereka yang tak tergoyahkan. Saya dan keluarga saya sangat tersentuh atas dukungan, kebaikan, dan dorongan yang terus-menerus dari teman-teman dan simpatisan kami,” katanya.

Sebagian besar dakwaan yang diajukan kepada Iswaran pada hari Kamis adalah karena menerima barang senilai ratusan ribu dolar dari miliarder pengusaha hotel Ong Beng Seng.

Lembar tagihan menyatakan bahwa Iswaran menerima "barang berharga" senilai lebih dari SGD384.000 (Rp4,4 miliar) dari Ong antara tahun 2015 dan 2022. Barang-barang mewah itu tercatat mulai dari tiket pertunjukan, pertandingan sepak bola, dan berbagai edisi Grand Prix F1 Singapura.

Kasus korupsi ini pun menghebohkan Singapura, yang merupakan pusat keuangan utama Asia yang membanggakan pemerintahnya. Hal ini lantaran Singapura dinilai bersih dan jarang terjerat skandal korupsi yang melibatkan para pemimpin politik.

Pegawai negeri digaji tinggi untuk mencegah korupsi terjadi. Gaji tahunan menteri kabinet disebut bisa melibihi SGD1 juta (Rp11 miliar). Pada tahun 2022, Transparency International menempatkan negara kota ini sebagai negara kelima yang paling tidak korup dalam Indeks Persepsi Korupsi Internasional dari 180 negara.

Kasus korupsi terakhir yang melibatkan seorang menteri terjadi pada tahun 1986 saat menteri pembangunan nasional diperiksa karena diduga menerima suap. Menteri meninggal sebelum dia dapat didakwa di pengadilan.

Jika terbukti melakukan korupsi, S Iswaran dapat didenda hingga SGD100.000 (Rp1,1 miliar) atau menghadapi hukuman tujuh tahun penjara. Sedangkan taipan properti itu juga ditangkap pada bulan Juli sebagai bagian dari penyelidikan korupsi. Dia belum didakwa.

Rekomendasi