Bangladesh Deteksi Varian Baru Covid-19 Jenis JN.1

| 19 Jan 2024 13:20
Bangladesh Deteksi Varian Baru Covid-19 Jenis JN.1
Varian baru Covid-19 Bangladesh (Dok: Freepik)

ERA.id - Bangladesh untuk pertama kalinya mendeteksi kasus pertama sub-varian Covid-19, JN.1. Varian baru itu terdeteksi di lima orang tanpa memiliki riwayat perjalanan apa pun.

Institut Epidemiologi, Pengendalian Penyakit dan Penelitian (IEDCR) mengatakan varian baru dari Covid-19 ini dideteksi pada Kamis (18/1/2024) waktu setempat. Hasil uji itu ditemukan dari Dhaka dan dari luar Dhaka pada lima orang.

"Varian ini telah terdeteksi dari lima orang tetapi mereka tidak memiliki riwayat perjalanan apa pun. Sub-varian Omicron JN.1 telah diidentifikasi dalam lima sampel pengujian pasien virus corona dari Dhaka dan dari luar Dhaka," kata Profesor Tahmina Shireen, direktur IEDCR, dikutip BSS, Jumat (19/1/2024).

Pada bulan Desember 2023, strain baru varian omicron JN.1 mulai menyebar di banyak negara, termasuk India, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

Varian JN.1 (BA.2.86.1.1) muncul pada akhir tahun 2023 dan merupakan keturunan dari garis keturunan BA.2.86 (Pirola) dari SARS-CoV-2. Garis keturunan BA.2.86, pertama kali diidentifikasi pada Agustus 2023, secara filogenetik berbeda dari garis keturunan SARS-CoV-2 Omicron XBB yang beredar, termasuk EG.5.1 dan HK.3. BA.2.86 membawa lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan (5), yang menunjukkan potensi penghindaran kekebalan yang tinggi.

WHO mengklasifikasikan jenis virus corona JN.1 sebagai “varian of interest” dan mengatakan bukti saat ini menunjukkan risiko terhadap kesehatan masyarakat rendah.

Lebih lanjut, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DJP) hari ini mengeluarkan pemberitahuan yang mengarahkan pihak berwenang untuk melanjutkan program vaksinasi Covid-19 untuk dosis pertama, kedua, dan booster (ketiga dan keempat) karena adanya lonjakan infeksi.

Sebanyak 25 juta suntikan akan diberikan pada tahun 2024 dan 2025 melalui kampanye tersebut, termasuk dosis keempat pada populasi yang berisiko, menurut Kementerian Kesehatan Bangladesh.

Sejak kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi di Bangladesh pada Maret 2020, hampir 30.000 orang meninggal dunia, dan lebih dari dua juta orang dari 170 juta penduduk terinfeksi virus korona.

Rekomendasi