ERA.id - Thailand Tobacco Control Research and Knowledge Management Center (TRC) memperingatkan bisnis rokok elektrik atau vape tengah menyasar kalangan pelajar dengan produk seperti mainan.
Manajer proyek di TRC, Srirach Lapyai mengatakan bisnis vape telah menyesuaikan tampilan produknya agar lebih mirip patung karakter kartun terkenal atau miniatur mainan, makanan, alat tulis yang lucu, dan tampilan lainnya.
“Rokok elektrik dalam bentuk toy pod begitu populer hingga menyebar ke kalangan siswa sekolah dasar. Banyak siswa kelas satu baru-baru ini ditemukan membawa barang-barang tersebut,” katanya seperti dikutip dari VNA, Selasa (26/3/2024).
Srirach menjelaskan bahwa corong pada toy pod tersebut dirancang untuk meniru miniatur lucu, sehingga hampir tidak dapat dikenali sebagai rokok elektrik.
Ia menambahkan bahwa setiap rokok elektrik mengandung hingga 5 persen nikotin sintetis dan menghasilkan hingga 15.000 isapan.
Direktur TRC Vijj Kasemsup mengatakan bisnis yang memproduksi rokok elektrik generasi baru menyasar pelanggan muda dengan membuka toko dan meluncurkan promosi di media sosial yang sesuai dengan preferensi dan gaya hidup mereka.
Berdasarkan laporan Thailand baru-baru ini, sebanyak 309 vendor online ditemukan menjual rokok elektrik secara ilegal melalui saluran media sosial, termasuk X, Facebook, dan Instagram selama periode Januari-Februari.
Vijj menuturkan bahwa nikotin dari rokok elektrik dapat mempengaruhi jantung, sel otak, ingatan, konsentrasi, dan sistem pernafasan anak-anak serta dapat menyebabkan kejang dan gagal jantung.
Ia turut mendesak pemerintah Thailand untuk terus melarang penjualan dan impor rokok elektrik serta secara proaktif menegakkan peraturan terhadap produk semacam itu.
Pihak berwenang Thailand baru-baru ini menemukan 70 toko rokok elektronik yang berlokasi dalam radius 500 meter dari sekolah dan universitas di Bangkok.