Kalah Telak dalam Pemilihan Umum, Presiden Korsel Siap Jalin Kerja Sama dengan Oposisi

| 16 Apr 2024 20:45
Kalah Telak dalam Pemilihan Umum, Presiden Korsel Siap Jalin Kerja Sama dengan Oposisi
Presiden Korsel kerja sama dengan oposisi (instagram/sukyeol.yoon)

ERA.id - Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa ia dengan rendah hati menerima sentimen para pemilih yang ditunjukkan dalam pemilihan umum minggu lalu, di mana partai yang berkuasa mengalami kekalahan telak. Dia juga berjanji untuk melakukan upaya sungguh-sungguh untuk memperhatikan suara masyarakat dengan sikap yang fleksibel dan menjalin kerja sama dengan oposisi.

Dia juga menyatakan penyesalannya, dengan menyatakan bahwa dia "menyesal" karena gagal mencerminkan sentimen publik sepenuhnya, menurut seorang sekretaris senior kepresidenan. Istilah tersebut awalnya tidak digunakan pada awal rapat Kabinet yang disiarkan di televisi. 

“Kita semua harus dengan rendah hati menerima sentimen publik yang ditunjukkan dalam pemilihan umum,” kata Yoon di awal rapat Kabinet.

“Dimulai dari diri saya sendiri, kami akan mendengarkan pendapat publik dengan lebih hati-hati dan terlibat dalam komunikasi kandidat dengan sikap rendah hati dan fleksibel," sambungnya.

Lalu, kata Yoon, pernyataan tersebut enam hari setelah Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa hanya memperoleh 108 dari 300 kursi di Majelis Nasional dalam pemilihan umum. Itu adalah pernyataan publik pertamanya sejak kekalahan telak tersebut. 

Presiden mengakui bahwa selama dua tahun terakhir masa jabatannya, fokus utamanya adalah memajukan kepentingan rakyat. Namun, ia mengakui bahwa meskipun telah berupaya, upaya tersebut tidak memenuhi harapan masyarakat, dan kebijakannya kurang efektif untuk menghasilkan perubahan nyata bagi masyarakat. 

“Saya akan lebih memperhatikan suara masyarakat dan melakukan lebih banyak upaya untuk meningkatkan penghidupan masyarakat,” ujarnya. 

Mengenai kerja sama bipartisan, Yoon mengatakan pihaknya siap untuk menjalin kerja sama dengan oposisi. 

"Pemerintah akan bekerja sama lebih erat dengan Majelis Nasional. Penjelasan yang lebih komprehensif tentang rancangan undang-undang dan anggaran akan dilakukan untuk menstabilkan penghidupan masyarakat dan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat," jelasnya.

Namun presiden tidak merinci bagaimana dia akan berhubungan dengan oposisi. Partai oposisi utama Partai Demokrat Korea (DPK) dan partai liberal kecil, Partai Rebuilding Korea, masing-masing telah meminta pertemuan antara pemimpin mereka dan Yoon. 

Sekretaris senior kepresidenan mengatakan bahwa komentar Yoon menyiratkan bahwa presiden terbuka terhadap kemungkinan pertemuan dengan para pemimpin oposisi.

Namun dia mengatakan kantornya harus mempertimbangkan bahwa Majelis Nasional ke-22 akan dimulai pada akhir Mei, dan partai yang berkuasa, yang kini mengalami kekosongan kepemimpinan, harus mengikuti pertemuan apa pun dengan para pemimpin oposisi. 

Menurut sekretarisnya, Yoon menyampaikan permintaan maafnya kepada anggota Kabinet kepada publik karena tidak mencerminkan sentimen mereka secara memadai, dan menyatakan komitmennya untuk melakukan apa pun yang diperlukan demi kesejahteraan mereka. 

Yoon awalnya diperkirakan akan menguraikan perubahan arah pemerintahannya ketika dia berkata, melalui Kepala Staf Kepresidenan Lee Kwan-sup sehari setelah pemilu, bahwa dia akan melakukan yang terbaik untuk mereformasi gaya pemerintahannya dan menstabilkan perekonomian. 

Namun, dalam pidatonya di rapat Kabinet, Yoon menyatakan bahwa ia telah memimpin negara ke arah yang benar. Dia juga mengakui ada kekurangan dalam langkah pemerintah untuk membuat masyarakat merasakan perubahan nyata. 

“Meskipun kami telah menetapkan arah yang benar dalam urusan kenegaraan dan mengerahkan upaya terbaik kami untuk mencapainya, kami mengakui bahwa kami telah gagal dalam mewujudkan perubahan yang benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat,” kata Yoon, merajuk pada kebijakan yang telah diambil oleh pemerintahannya.

“Meskipun kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat bagi rakyat secara luas, namun kebijakan-kebijakan tersebut belum memiliki rincian yang diperlukan. Terlepas dari kebenaran arah penyelenggaraan urusan negara dan berbagai upaya kebijakan yang positif, pemerintah gagal menjalankan perannya jika masyarakat tidak merasakan perubahan yang sebenarnya,” sambungnya.

Yoon menambahkan bahwa inisiatif reformasinya di bidang ketenagakerjaan, pendidikan, pensiun dan sektor medis “tidak boleh dihentikan demi masa depan negara.” 

Sekretaris senior kepresidenan mengatakan, sentimen masyarakat muncul sejak Yoon diberi mandat untuk menjabat sebagai presiden. Yoon pun secara mendasar ingin melakukan pendekatan kepada publik dari sentimen tersebut.

"Sebagian besar sentimen masyarakat adalah bahwa kebijakan Yoon sedang menuju ke arah yang benar, namun ada masalah dalam cara dia mewujudkannya," ujarnya.

"Pemerintahan Yoon mulai menjabat dengan mandat untuk menegakkan sentimen publik, dan secara mendasar mengubah pendekatan dalam menangani urusan negara merupakan pengabaian janji presiden kepada publik," tambah pejabat itu.

Rekomendasi