ERA.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali memperingati Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas serangan yang bisa memperburuk situasi di Gaza. Peringatan itu disampaikan Macron melalui sambungan telepon, Selasa (23/4/2024).
Dalam pernyataan Istana Elysee dikutip Anadolu, selama percakapan mereka, Macron menyatakan solidaritasnya dengan Tel Aviv menyusul serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel beberapa waktu lalu.
Serangan balasan itu didefinisikan sebagai tindakan yang tidak dapat diterima. Macron mengatakan semua pihak harus mengambil tindakan untuk menghindari ketegangan di kawasan.
Terkait situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, Macron menentang rencana serangan militer Israel di Rafah. Hal ini karena dinilai dapat memperburuk situsai yang sudah menjadi bencana di Gaza dan meningkatkan ketegangan.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara kepresidenan Mesir Ahmed Fahmy mengatakan Macron juga telah membahas krisis Timur Tengah dengan pemimpin Mesir tersebut dan baik Macron maupun Sisi telah sepakat mengenai perlunya menghindari eskalasi regional lebih lanjut.
Israel diketahui telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Setidaknya 34.151 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 77.000 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.