ERA.id - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan bahwa pemerintah AS tidak akan memberi dukungan kepada Israel atas serangan di Rafah. Blinken menekankan AS tidak akan memberi dukungan bila warga sipil dipastikan tidak menjadi korban.
"Kami tidak bisa, tidak akan mendukung operasi militer besar-besaran di Rafah tanpa adanya rencana efektif untuk memastikan warga sipil tidak dirugikan dan tidak, kami belum melihat rencana seperti itu," kata Blinken, dikutip Reuters, Kamis (2/5/2024).
Lalu, kata Blinken, dia menilai Israel bisa menggunakan cara lain yang lebih baik untuk menghadapi Hamas. Menurutnya, dengan menyerang Rafah secara besar-besaran bukanlah salah satu cara yang baik.
"Ada cara-cara lain, dan menurut penilaian kami, cara-cara yang lebih baik, untuk menghadapi tantangan Hamas yang tidak memerlukan operasi militer besar-besaran di Rafah," tegasnya.
Sementara itu, juru bicara Israel mengatakan Israel tetap akan menghancurkan formasi tempur Hamas yang tersisa. Di mana menurut mereka pasukan Hamas yang tersisa bersembunyi di Rafah.
"Mengenai Rafah, kami berkomitmen untuk memindahkan empat dari lima batalyon Hamas terakhir di Rafah. kami menyampaikan rencana kami dengan Menteri Luar Negeri Blinken," kata juru bicara itu.
Kunjungan Blinken terjadi sekitar sebulan setelah Presiden AS Joe Biden mengeluarkan peringatan keras bahwa kebijakan Washington dapat berubah jika Israel gagal mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kerugian sipil, penderitaan kemanusiaan, dan keselamatan pekerja bantuan.
Blinken juga mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan oleh mediator Mesir yang akan membebaskan 33 sandera dengan imbalan lebih banyak tahanan Palestina dan penghentian pertempuran, dengan kemungkinan langkah lebih lanjut menuju kesepakatan komprehensif di kemudian hari.