Temui Menlu Papua Nugini Pertama Kali, Menlu Retno: Kita Menulis Sejarah

| 08 May 2024 20:25
Temui Menlu Papua Nugini Pertama Kali, Menlu Retno: Kita Menulis Sejarah
Menlu Retno bertemu Menlu Papua Nugini (Dok. Infomed kemlu/Abi)

ERA.id - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mencetak sejarah baru lewat perjumpaannya dengan Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Justin Tkatchenko di Jayapura. Pertemuan itu dalam agenda Join Ministerial Commission atau JMC RI-Papua Nugini.

Dalam pertemuan tersebut, Retno mengatakan bahwa Papua Nugini merupakan mitra alami bagi Indonesia. Pertemuan ini pun tercatat untuk pertama kalinya antara Menteri Luar Negeri Indonesia dengan Menteri Luar Negeri Papua Nugini.

"Menteri Tkatchenko, kita menulis sejarah hari ini. Ini untuk pertama kalinya pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan PNG berlangsung di Jayapura," kata Retno dalam jumpa pers virtual, Rabu (8/5/2024).

Retno menuturkan selama pertemuan itu, dua negara membahas banyak hal terutama tentang komitmen untuk saling menghormati kedaulatan kedua negara.

Selain itu, Retno dan Tkatchenko juga berkomitmen hubungan dua negara ini harus saling menguntungkan satu sama lain dan membawa kesejahteraan bagi rakyat dua negara.

"Yang terpenting, kami memiliki komitmen yang sama bahwa hubungan kita harus saling menguntungkan dan membawa kesejahteraan bagi kedua rakyat kita termasuk masyarakat yang tinggal di perbatasan negara kita," ujar Retno.

Agenda pertemuan bileteral itu, kata Retno, turut membahas kerja sama politik hingga keamanan. Indonesia juga menyambut baik selesainya proses ratifikasi pertahanan baru perjanjian kerja sama dengan Papua Nugini.

Perjanjian itu menurut Retno sangat penting untuk memperkuat keamanan kedua negara di tengah dinamika geopolitik. Kedua negara juga turut membahas kerja sama di bidang ekonomi selama pertemuan itu.

"Di bidang kerja sama perbatasan, kami sepakat untuk mendorong kerja sama lebih lanjut agar semua semakin kuat konektivitas di wilayah perbatasan," katanya.

"Kedua tentang kerja sama ekonomi, kami menyambut baik pertumbuhan volume perdagangan kami yang mencapai USD 247,6 juta tahun lalu. Kami berdua sepakat bahwa angka ini bisa semakin meningkat mengingat potensi kita yang sangat besar," imbuh Retno.

Lebih lanjut, Retno menekankan dua negara sudah menandatangani perjanjian kerja sama untuk mendukung sejumlah proyek dan kerja sama di masa depan. Indonesia, kata Retno, sudah menandatangani dua perjanjian.

"Satu adalah perjanjian kerangka kerja pengembangan dan kerja sama teknis dan perjanjian untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi diplomat karir menengah dari negara-negara MSG," katanya.

Rekomendasi