ERA.id - Pusat Keamanan Siber (CFSC) yang bekerja di bawah Badan Intelijen Pertahanan Denmark mendesak perusahaan publik dan swasta setempat untuk tidak menggunakan program antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan keamanan siber Rusia, Kaspersky.
"Saran yang baik adalah mengambil sikap kritis mengenai apakah Kaspersky harus menjadi pihak yang memberikan produk antivirus Anda," kata Wakil Direktur Pusat Keamanan Cyber, Mark Fiedel, dikutip Antara, Senin (24/6/2024).
Fiedel meminta perusahaan untuk berhati-hati dalam memasang produk antivirus Rusia terutama jika perusahaan tersebut beroperasi dalam bidang dengan hal-hal yang tidak diinginkan jatuh ke tangan Rusia.
Pejabat CFSC itu meyakini akan sulit bagi perusahaan Rusia untuk menolak jika badan intelijen Rusia meminta kerja sama keamanan untuk mengakses dokumen Denmark.
Denmark, kata Fiedel, memiliki banyak informasi yang diyakininya akan sangat buruk jika kekuatan asing, termasuk Rusia, memiliki akses terhadapnya.
"Produk antivirus yang pada dasarnya memiliki akses ke jaringan dan sistem kami, kami tidak tertarik dengan produk dari perusahaan Rusia itu," tuturnya.
Pernyataan CFSC tersebut muncul ketika Amerika Serikat mengumumkan larangan penjualan perangkat lunak antivirus oleh Kaspersky Lab Rusia. Larangan tersebut akan mulai berlaku pada 20 Juli, setelah itu Kaspersky tidak lagi dapat memasarkan produknya di pasar siber AS.
Sementara itu, Jerman merekomendasikan agar program antivirus Rusia diganti dengan opsi lain.