ERA.id - Pemerintah China mendesak agar pihak terkait Korea Selatan segera menemukan penyebab kebakaran pabrik baterai litium di Hwaseong, selatan Seoul, yang menewaskan 17 orang warga negara China.
"Kebakaran mematikan terjadi di pabrik baterai di Hwaseong, Gyeonggi-do pada 24 Juni, yang telah menewaskan 23 orang dan 17 orang dari mereka diketahui adalah warga negara China, yang identitasnya memerlukan verifikasi lebih lanjut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, dikutip Antara, Rabu (26/6/2024).
Kebakaran terjadi pada Senin (24/6) di pabrik pembuat baterai litium Aricell di Hwaseong, 45 kilometer selatan Seoul, sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat. Hingga pukul 18.30, kebakaran tersebut menyebabkan 23 pekerja tewas, dua orang luka berat dan enam lainnya luka ringan.
Dari korban yang tewas, 20 orang di antaranya adalah warga negara asing, selain warga negara China, ada juga satu warga Laos dan satu lainnya belum diketahui kewarganegaraannya.
"Kebakaran tersebut juga menyebabkan delapan orang terluka, termasuk satu warga negara China mengalami luka ringan yang sudah mendapat perawatan," tambah Mao Ning.
Mao Ning menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas para korban yang meninggal dunia dalam insiden tersebut dan simpati yang tulus kepada para korban luka dan keluarga yang ditinggalkan.
"Pemerintah China sangat menaruh perhatian terhadap insiden kebakaran ini dan menanggapi dengan sangat serius baik korban meninggal dunia maupun cedera yang dialami warga negara China," ungkap Mao Ning.
Kementerian Luar Negeri China dan Kedutaan Besar China di Korea Selatan disebut segera mengaktifkan mekanisme tanggap darurat konsuler dan terlibat penuh dalam tanggap darurat maupun penanganan dampaknya.
"Duta Besar Xing Haiming bergegas ke lokasi kejadian semalam untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana kecelakaan itu terjadi dan upaya pencarian dan penyelamatan serta bagaimana dampaknya ditangani, dan mendengarkan penjelasan dari otoritas Korea Selatan," jelas Mao Ning.
Pemerintah China, kata Mao Ning juga meminta agar pemerintah Korea Selatan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan dan merawat korban luka, membuat pengaturan bagi orang-orang yang terkena dampak, dan memberikan santunan kepada keluarga warga negara China yang meninggal dunia.
"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa agar insiden ini dapat ditangani dengan baik," kata Mao Ning.
Pabrik yang menyimpan 35.000 baterai litium pada saat kebakaran dengan cepat dilalap dan penyebaran asap beracun kemungkinan besar menyebabkan para pekerja tidak sadarkan diri dalam hitungan detik.
Dari 23 korban tewas, tiga orang merupakan warga negara Korea, 17 lainnya merupakan warga China dan satu warga Laos yang tidak bisa diidentifikasi karena kondisi jenazah rusak parah.
Penyelidik telah memulai penyelidikan untuk menentukan penyebab kebakaran di tengah pertanyaan tentang mempekerjakan pekerja asing untuk sementara oleh Aricell dan apakah mereka menerima pelatihan keselamatan yang memadai.
Sementara pabrik baterai itu ditutup hingga batas waktu yang tidak bisa ditetapkan guna penyelidikan lebih lanjut.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol sudah menginstruksikan Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min untuk melakukan segala upaya untuk mencari dan menyelamatkan orang hilang dengan mengerahkan semua tenaga dan peralatan yang tersedia.