ERA.id - Perdana Menteri Israel Banjamin Netanyahu memerintahkan penyelidikan atas pembebasan direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Dr Mohammad Abu Salmiya. Netanyahu menyebut pembebasan itu sebagai kesalahan besar dan kegagalan etika.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh kantor Perdana Menteri Israel, Netanyahu menggambarkan pembebasan Dr Mohammad Abu Salmiya sebagai kesalahan besar dan kegagalan etika.
"Abu Salmiya seharusnya berada di penjara," demikian laporan kantor Netanyahu, dikutip Anadolu, Rabu (3/7/2024).
Netanyahu menuduh Abu Salmiya bertanggung jawab atas pembunuhan dan penahanan tawanan Israel di Gaza.
Abu Salmiya ditangkap pada 23 November bersama dengan beberapa staf medis saat melakukan perjalanan dari Kota Gaza ke selatan wilayah kantong tersebut menyusul serangan Israel terhadap rumah sakit tersebut.
Pada hari Senin, Israel membebaskan Abu Salmiya dan sekitar 54 warga Palestina, termasuk dokter yang ditahan dari Rumah Sakit Al-Shifa dan fasilitas medis lainnya selama operasi militer terpisah selama beberapa bulan terakhir.
Setelah dinyatakan bebas secara resmi, Abu Salmiya mengaku para tahanan sering kali mendapat siksaan dari militer Israel. Orang-orang yang dibebaskan diangkut ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir Al-Balah dan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
"Tahanan di penjara-penjara Israel menanggung berbagai jenis penyiksaan. Tentara memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah benda mati, dan dokter Israel menyerang kami secara fisik," kata Abu Salmiya.