ERA.id - Pihak berwenang India memberhentikan enam pejabat polisi dan pemerintah sehubungan dengan kekacauan di acara keagamaan Hindu beberapa waktu lalu. Mereka dinilai lalai menangani acara itu sehingga menyebabkan 121 kematian.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal insiden itu, Selasa (9/6), menyatakan bahwa penyelenggara acara bertanggung jawab dan gagal memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk pertemuan tersebut.
"Penyelenggara memperoleh izin untuk acara tersebut dengan menyembunyikan fakta," kata pemerintah negara bagian Uttar Pradesh di utara dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Selasa (9/7/2024).
"Mereka tidak membuat pengaturan yang memadai dan lancar meskipun mengundang kerumunan orang yang tidak terduga, dan mereka juga tidak mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat," sambung pernyataan itu.
Diketahui acara yang mendatangkan seorang pendakwah terkenal itu dihadiri oleh lebih dari 80.000 orang, yang melebihi kapasitas acara tersebut. Korban jiwa mulai berjatuhan ketika mereka saling berebut untuk menyentuh pendakwah tersebut, yang kemudian terinjak-injak.
Pemerintah mengatakan panel tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan adanya konspirasi besar di balik kecelakaan itu, namun memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Seorang pejabat senior distrik di Hathras, India, tempat kejadian, memberikan izin untuk acara tersebut tanpa memeriksa tempat tersebut, pemerintah negara bagian menambahkan.
"Pejabat pemerintah setempat dan polisi tidak menanggapi peristiwa tersebut dengan serius dan tidak memberi tahu pejabat senior mengenai hal tersebut," kata pemerintah dalam pernyataannya.
"Mereka dianggap bertanggung jawab atas kelalaian dalam menjalankan tugas mereka," tambahnya.
Meski demikian, AP Singh, pengacara pengkhotbah tersebut, membantah melakukan kesalahan yang dilakukan oleh penyelenggara, dan mengatakan bahwa mereka tidak menyembunyikan apa pun dari pihak berwenang.
Pihaknya justru menuding penyerbuan tersebut adalah bagian dari konspirasi oleh “elemen anti-sosial” yang tidak dia identifikasi.