Profil Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian yang Resmi Pimpin Bangladesh

| 07 Aug 2024 19:01
Profil Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian yang Resmi Pimpin Bangladesh
Mohammed Yunus (X/Yunus_Centre)

ERA.id - Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian, secara resmi dipilih untuk memimpin pemerintahan sementara Bangladesh setelah eks Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan kabur karena mendapat protes massa yang menentang kekuasaannya. Simak profil Muhammad Yunus di bawah ini.

Profil Muhammad Yunus

Yunus lahir di Chittagong, sebuah kota pelabuhan di Bangladesh, pada tahun 1940. Ia mendapatkan gelar doktor dari Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat dan sempat mengajar di sana sebelum pulang ke Bangladesh.

Dikutip dari laman The Nobel Prize, Yunus menempuh pendidikan di Universitas Dhaka, Bangladesh, sebelum mendapatkan beasiswa Fulbright untuk belajar ekonomi di Universitas Vanderbilt.

Yunus meraih gelar Ph.D. di bidang ekonomi dari Vanderbilt pada tahun 1969. Setahun kemudian, ia menjadi asisten profesor ekonomi di Middle Tennessee State University. Adapun setelah kembali ke Bangladesh, ia memimpin departemen ekonomi di Universitas Chittagong.

Sepanjang tahun 1993 hingga 1995, Yunus menjadi anggota Kelompok Penasihat Internasional untuk Konferensi Dunia Keempat tentang perempuan. Yunus bertugas dengan jabatan ini setelah ditunjuk oleh sekretaris jenderal PBB.

Dia menjabat di Komisi Global Kesehatan Wanita, Dewan Penasihat untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, dan Kelompok Ahli PBB untuk Perempuan dan Keuangan.

Pria yang populer sebagai "bankir untuk kaum miskin" dan kritikus Hasina tersebut akan bertugas sebagai penjabat perdana menteri hingga pemilihan baru diselenggarakan.

Dilansir dari laman AP, keputusan tersebut diambil dalam pertemuan yang melibatkan pemimpin protes mahasiswa, anggota masyarakat sipil, kepala militer, dan pemimpin bisnis Bangladesh.

Hasina mengundurkan diri setelah protes massa terhadap perubahan sistem kuota untuk alokasi pekerjaan pemerintah terjadi berminggu-minggu. Meskipun ekonomi di masa kepemimpinannya terus berkembang, pemerintah menjadi semakin otoriter.

Yunus pun diminta pemimpin mahasiswa untuk mengambil kepemimpinan pemerintahan interim. Dalam sebuah diskusi, pria yang kini berusia 83 tahun itu setuju untuk mengambil peran tersebut, meskipun ia belum mengeluarkan pernyataan atau komentar resmi.

Ia mengatakan pengunduran diri Hasina sebagai "hari kemerdekaan kedua" bagi Bangladesh. Saat ini dirinya masih berada di Paris sebagai penasihat Olimpiade.

Muhammad Yunus. (Pixabay)

Raih Nobel Perdamaian 2006

Pada tahun 2006, Yunus mendapatkan Nobel Perdamaian karena usahanya dalam mengembangkan mikro kredit melalui Grameen Bank.

Yunus mendirikan Grameen Bank sejak tahun 1983. Bank tersebut berdiri untuk memberikan pinjaman kecil kepada pengusaha yang biasanya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman.

Keberhasilan Grameen Bank untuk membantu orang bangkit dari kemiskinan mendorong upaya pembiayaan mikro sejenis di berbagai negara lain. Dilansir dari laman The Nobel Prize, replika model Grameen Bank sudah beroperasi di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Namun, pada 2008, Yunus mengalami masalah dengan Hasina ketika pemerintahannya mulai menyelidiki kegiatan Grameen Bank. Yunus dipecat sebagai direktur pelaksana bank pada tahun 2011 dan mulai diserang dengan berbagai tuduhan, termasuk kasus penggelapan dana.

Adapun menurut para pendukungnya, Yunus dijadikan target karena hubungannya yang dingin dengan Hasina.

Banyak yang berharap akan ada perubahan positif dalam politik dan ekonomi Bangladesh setelah Yunus menduduki puncak pimpinan Bangladesh.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi