ERA.id - Gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menetapkan syarat baru dalam proposal gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza. Hamas menyebut Netanyahu menolak gencatan senjata permanen dan menarik pasukan di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan resminya, Hamas mengatakan dalam pertemuan di Doha, Qatar, Kamis dan Jumat pekan lalu, Netanyahu mengajukan syarat tambahan yang menolak untuk melakukan gencatan senjata permanen. Bukan hanya itu saja, Netanyahu juga mendesak agar kependudukan Persimpangan Netzarim dilanjutkan.
"Proposal baru tersebut memenuhi syarat Netanyahu dan sejalan dengan syarat tersebut, khususnya penolakannya terhadap gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, dan desakannya untuk melanjutkan pendudukan Persimpangan Netzarim (yang memisahkan utara dan selatan Jalur Gaza), penyeberangan Rafah, dan Koridor Philadelphia (di selatan)," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu, Senin (19/8/2024).
Selain itu, Hamas juga mengatakan Netanyahu menetapkan syarat bary dalam berkas pertukaran sandera dan menarik syarat-syarat lainnya yang sebelumnya sudah disepakati bersama.
"Dia (Netanyahu) juga menetapkan syarat baru dalam berkas pertukaran sandera dan menarik kembali syarat lainnya, yang menghambat penyelesaian kesepakatan," tegasnya.
Berbicara soal putaran negosiasi terbaru di Doha, Qatar, Hamas menegaskan bahwa Netanyahu menghalangi kesepakatan dan menyabotase para mediator untuk memperpanjang perang di Jalur Gaza.
Gerakan tersebut menekankan komitmennya terhadap apa yang disepakati pada 2 Juli, berdasarkan proposal yang didukung oleh Presiden AS Joe Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB. Mereka meminta para mediator untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan memaksa pendudukan (Israel) untuk melaksanakan apa yang telah disepakati.
Pembicaraan gencatan senjata di Doha berakhir pada hari Jumat setelah mengajukan proposal yang mempersempit kesenjangan antara Israel dan Hamas yang konsisten dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Biden pada 31 Mei.
Biden mengatakan pada bulan Mei bahwa Israel mengajukan kesepakatan tiga fase yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang ditahan di daerah kantong pantai tersebut. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, dan rekonstruksi Gaza.