ERA.id - Pemetintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan baru soal pembatasan investasi dalam teknologi di China. Pembatasan ini termasuk investasi di bidang kecerdasan buatan (AI).
Peraturan baru, yang mulai berlaku pada 2 Januari tahun depan, akan melarang perusahaan, warga negara, dan penduduk tetap yang berkantor pusat di AS untuk terlibat dalam transaksi yang melibatkan teknologi mutakhir seperti semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi kuantum.
Para investor juga akan diminta untuk memberi tahu Departemen Keuangan tentang investasi dalam beberapa teknologi yang kurang maju, yang dapat berkontribusi terhadap ancaman terhadap keamanan nasional Amerika Serikat.
"Kecerdasan buatan, semikonduktor, dan teknologi kuantum sangat penting bagi pengembangan aplikasi militer, pengawasan, intelijen, dan keamanan siber generasi berikutnya," kata asisten sekretaris Departemen Keuangan untuk keamanan investasi Paul Rosen dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Selasa (29/1/2024).
Dalam pernyataannya, Paul juga menambahkan bahwa kebijakan ini juga akan mencakup investasi dalam semikonduktor lama.
"Aturan akhir ini mengambil langkah-langkah yang terarah dan konkret untuk memastikan bahwa investasi AS tidak dieksploitasi untuk memajukan pengembangan teknologi utama oleh mereka yang mungkin menggunakannya untuk mengancam keamanan nasional kita," tambahnya.
Aturan tersebut merupakan hasil dari perintah eksekutif yang ditandatangani Biden Agustus lalu yang ditujukan untuk membatasi investasi AS tertentu di area teknologi tinggi yang sensitif di Tiongkok, termasuk di Hong Kong dan Makau.