ERA.id - Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengatakan imbas dari deklarasi darurat militer Yoon Suk-yeol melemahkan komunikasi dengan tim Presiden terpilih AS Donald Trump. Bahkan hubungan diplomatik kedua belah pihak diakuinya mulai melemah.
Cho bersama Menteri Keungan Choi Sang-mok mengakui komunikasi dengan Amerika Serikat terganggu sejak dua minggu terakhir. Hal ini merupakan imbas dari darurat militer singkat yang diumumkan oleh Yoon Suk-yeol pada 3 Desember lalu.
"Memang benar ada beberapa gangguan komunikasi selama dua minggu terakhir karena situasi ini," kata Cho, dikutip Reuters, Rabu (18/12/2024).
Lalu, kata Cho, ia bersama Choi berusaha keras untuk meyakinkan sekutu Korea Selatan dan menenagkan kegelisahan pasar sejak pengumuman darurat militer tersbeut. Apalagi, kata Cho, deklarasi itu memicu krisis politik terbesar dalam beberapa dekade.
Sebelum deklarasi darurat militer disampaikan, Cho telah membangun jaringan dan saluran komunikasi dengan tim kampanye Trump, yang lebih kuat dibandingkan negara lain. Akan tetapi perintah darurat militer itu merusak momentum politik antar kedua belah pihak.
Majelis Nasional sebelumnya menyatakan sepakat untuk memakzulkan Yoon Suk Yeol dari jabatannya sebagai presiden. Yoon dibekukan dari seluruh agenda politik dan dilarang bepergian ke luar negeri.