Keluarga Korban Jeju Air Terima Biaya Hidup Darurat, Difasilitasi Pengurangan Pajak

| 02 Jan 2025 14:00
Keluarga Korban Jeju Air Terima Biaya Hidup Darurat, Difasilitasi Pengurangan Pajak
Keluarga Jeju Air terima dana darurat (Dok. JongAng Ilbo/JANG JIN-YOUNG)

ERA.id - Penjabat Presiden Choi Sang-mok memerintahkan pemerintah untuk mempercepat penyediaan biaya hidup darurat untuk keluarga korban Jeju Air. Choi juga menekankan pemerintah tidak akan meninggalkan keluarga korban Jeju Air begitu saja.

Perintah itu dikeluarkan oleh Choi setelah pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 penumpang itu meledak di Bandara Muan, Minggu (29/12/2024). Choi juga berjanji pemerintah akan terus memberi dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan dan memberi bantuan yang diperlukan.

"Kami akan terus memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan bahkan setelah upacara pemakaman selesai dan tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk memberikan bantuan yang diperlukan," kata Choi dalam pertemuan pengendalian bencana di Seoul, dikutip Yonhap News, Kamis (2/1/2025).

Sejak kecelakaan yang menewaskan 179 nyawa itu, pemerintah telah menerapkan berbagai langkah dukungan untuk keluarga yang ditinggalkan. Salah satu dukungan yang diberikan adalah memberikan penggantian biaya kepada individu yang mengambil cuti pribadi dari pekerjaan untuk menemukan jenazah orang yang mereka cintai.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk membantu pemerintah daerah untuk segera mencairkan biaya hidup darurat kepada keluarga yang menghadapi kesulitan keuangan selama proses pemulihan.

Pemerintah juga mengumumkan bahwa keluarga-keluarga tersebut kini dapat mengakses konsultasi mengenai penundaan pembayaran pajak, termasuk pengurangan pajak daerah.

Sementara itu, pada hari Kamis (2/1) proses pemakaman pertama korban Jeju Air akan diselenggarakan. Korban yang identitasnya dirahasiakan itu akan dimakamkan di rumah duka di Gwangju.

Kecelakaan maut pada enerbangan Jeju Air dengan nomor 7C2216 tiba dari ibu kota Thailand, Bangkok, dengan membawa 175 penumpang dan enam awak di dalamnya. Pesawat itu mendarat dengan posisi terbalik dan tergelincir dari ujung landasan pacu sebelum akhirnya menghantam dinding di Bandara Internasional Muan.

Insiden ini menewaskan 179 penumpang dan dua lainnya berhasil diselamatkan.

Kecelakaan itu menandai bencana penerbangan paling mematikan di negara itu sejak 1997, ketika sebuah pesawat Korean Air jatuh di Guam, menewaskan 225 orang.

Rekomendasi