ERA.id - Kementerian Luar Negeri RI menepis rumor yang menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono tidak membuat catatan selama melakukan pertemuan bilateral ke sejumlah negara.
Juru bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat menekankan isu yang menyebut Menlu Sugiono tidak pernah membuat rancangan tertulis dalam berdemokrasi tidak benar adanya. Pria yang akrab disapa Roy itu menekankan bahwa Kemlu RI memiliki cara komunikasi yang jelas dan baik antar para pejabat.
"Kami di Kemlu memiliki metode kerja yang jelas baik cara komunikasi ataupun dialog antar level pimpinan, terutama antara Menlu dengan para pejabat eselon 1 kementerian," kata Roy dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/2/2025).
Lalu, kata Roy, Menlu Sugiono bahkan tak segan turun langsung untuk berkomunikasi dengan eslon 2 untuk mendapat output yang lebih teknis mengenai isu yang akan dibahas. Roy pun menekankan komunikasi yang terjadi di Kementerian Luar Negeri RI selalu berjalan dua arah.
"Saya adalah contoh nyata dan dapat memberikan kesaksian yang tidak terbantahkan mengenai pola komunikasi ini. Komunikasi dilakukan dua arah," tegasnya.
Terkait masalah substansi, Roy mengatakan bahwa beberapa isu yang dihadiri oleh Menlu Sugiono terkadang tidak relevan dengan isu dan tugas dari Kementerian Luar Negeri.
"Sehingga tidak perlu dipermasalahkan antara penyampaiannya secara tertulis ataupun non-tertulis," jelasnya.
Lebih lanjut, Roy menegaskan kembali bahwa berita yang beredar di media sosial tentang Menlu Sugiono tidak akurat.
"Jadi saya bisa sampaikan berita or quote tersebut tidak akurat," pungkasnya.
Sebelumnya beredar di media sosial tentang kesaksian seorang diplomat yang berkarier di Eropa yang dimuat dalam Majalah Tempo. Diplomat itu menyebut bahwa situasi yang terjadi di Kemlu sangat kacau dengan Menlu Sugiono yang disebut enggan membuat rancangan tertulis.
"Disposisi Sugiono ke bawahan diberikan secara lisan, nggak ada written-nya," kata diplomat itu.
Laporan itu juga menyebutkan Menlu Sugiono langsung menyampaikan disposisi kepada sekretaris pribadinya tanpa berkomunikasi dengan jajaran bawahannya.
Bukan hanya itu saja, diplomat di Amerika Serikat bercerita bahwa Presiden Prabowo Subianto hanya mengajak Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menlu Sugiono dalam pertemuan dengan Direktur Badan Intelijen AS (CIA), William J. Burns di Washington pada 12 November lalu.
Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa mereka hanya mendampingi Prabowo tanpa mencatat isi pembicaraan pertemuan tersebut. Kejadian ini pun terulang ketika Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London.
Akibat dari tindakan itu, diplomat Indonesia di AS tidak memiliki pegangan untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut.