ERA.id - Sri Lanka akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau pengemudi bus dan mewajibkan sabuk pengaman di angkutan umum.
Keputusan tersebut dilakukan setelah negara Asia Selatan itu mengalami kecelakaan bus terburuk dalam dua dekade yang menewaskan 23 orang.
"Bus-bus akan dilengkapi dengan sistem pemantauan pengemudi mulai tahun depan, sementara sabuk pengaman akan menjadi kewajiban di angkutan umum mulai bulan Juni," kata Menteri Perhubungan Bimal Rathnayake, dikutip AFP, Kamis (15/5/2025).
Sri Lanka memiliki catatan rata-rata 3.000 kematian di jalan raya setiap tahunnya. Negara itu juga memiliki beberapa jalan paling berbahaya di dunia.
Keputusan soal aturan tersebut dilakukan setelah sebuah bus yang penuh sesak yang membawa puluhan peziarah Buddha jatuh ke jurang pada hari Minggu.
Rathnayake menambahkan bahwa aturan itu juga berguna untuk mendidik pengendara agar mengembangkan budaya berkendara yang lebih baik dan meningkatkan standar keselamatan.
"Kami akan menjadikan sistem observasi pengemudi yang didukung AI sebagai kewajiban di semua bus mulai tahun depan, dan kami akan memperluasnya ke semua truk jarak jauh juga," jelasnya.
Terkait penyebab kecelakaan hari Minggu di wilayah pegunungan penghasil teh Kotmale, ia mengatakan hal itu masih diselidiki oleh kepolisian. Dari penyelidikan awal tidak ditemukan indikasi langsung adanya kelalaian pengemudi.
Kecelakaan bus itu diketahui menewaskan 23 orang dan melukai 54 penumpang lainnya.
Pengemudi lain telah melaporkan masalah pada roda kemudi bus sehari sebelumnya. Tetapi manajer mengatakan masalah tersebut telah ditangani.
Kecelakaan hari Minggu di jalan tebing adalah yang paling mematikan yang tercatat di Sri Lanka sejak April 2005. Bus milik negara itu membawa sekitar 77 penumpang - sekitar 20 lebih banyak dari kapasitasnya.
Pada bulan Maret 2021, 13 penumpang dan pengemudi bus pribadi tewas ketika kendaraan itu menabrak jurang di Passara, sekitar 100 km di timur lokasi kecelakaan hari Minggu.