Tim Editor
ERA.id - Mantan Presiden AS Joe Biden didiagnosis kanker prostat. Kanker itu disebut sudah menyebar ke tulang-tulangnya.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh kantornya, Biden harus menjalani perawatan intensif setelah didiagnosis kanker prostat. Kanker itu sudah menyebar ke tulang-tulang Biden dan masuk kategori Stadium 4.
"Meskipun ini merupakan bentuk penyakit yang lebih agresif, kanker tersebut tampaknya sensitif terhadap hormon yang memungkinkan penanganan yang efektif," demikian pernyataan itu, dikutip AFP, Senin (19/5/2025).
Sebelum didiagnosis dengan kanker prostat, Biden sempat mengalami gejala pada urinasinya atau saluran kencing.
Kantor Biden mengatakan kanker tersebut mendapat skor sembilan dari 10 pada sistem penilaian skor Gleason, yang digunakan untuk membantu menentukan agresivitas kanker prostat.
Dr Chris George, direktur medis program kanker untuk Northwestern Health Network, mengatakan kanker prostat yang sudah menyebar ke tulang tidak dapat disembuhkan. Namun ia mengatakan kanker itu bisa dikendalikan bila menjalani perawatan yang tepat.
Sementara itu, Dr Herbert Lepor, seorang ahli urologi di NYU Langone, mengatakan skor sembilan tergolong pada risiko sangat tinggi. Tetapi ia mengatakan banyak pria yang bisa bertahan hidup lima hingga 10 tahun dan lebih bahkan dengan kanker prostat metastatik.
"Selama dekade terakhir, ada banyak kemajuan dalam pengobatan kanker prostat stadium lanjut," katanya.
Kesehatan Joe Biden diketahui memang berangsur menurun saat ia kembali mencalonkan diri sebagai Presiden AS. Selama debat dengan Trump dalam pencalonan, Biden berulang kali terlihat kebingungan hingga lupa ingatan yang memicu kekhawatiran publik.
Tidak berselang lama setelah kontroversi itu, Biden memilih mundur dari pencalonan dan menunjuk Kamal Harris sebagai penggantinya.
Dalam catatan, Biden kehilangan seorang putra, Beau Biden, pada tahun 2015 karena kanker otak. Selama masa pemerintahannya, ia sempat menghidupkan Kembali program era Obama yang dikenal sebagai Cancer Moonshot, yang berupaya mengurangi angka kematian akibat kanker setidaknya 50 persen selama 25 tahun ke depan.
