Berpotensi Kalah di Senat, Presiden Filipina Minta Jajaran Kabinetnya Mundur

| 22 May 2025 19:35
Berpotensi Kalah di Senat, Presiden Filipina Minta Jajaran Kabinetnya Mundur
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr (X/bongbongmarcos)

ERA.id - Presiden Filipina Ferdinand Marcos meminta seluruh Kabinetnya untuk mengundurkan diri. Permintaan ini dikeluarkan setelah partainya kalah pada pemilu paruh waktu memperebutkan kursi Senat.

Marcos secara tegas meminta jajaran Kabinetnya untuk mengundurkan diri segera mungkin dalam upaya perombakan besar-besaran. Marcos menyatkan bahwa pihaknya akan bertindak lantaran pemerintahnya gagal.

"Rakyat telah berbicara, dan mereka mengharapkan hasil, bukan politik, bukan alasan. Kami mendengar mereka, dan kami akan bertindak," kata Marcos, dikutip AFP, Kamis (22/5/2025).

Selama pemilihan paruh waktu pekan lalu, kubu Marcos memperoleh lebih sedikit kursi dari yang diharapkan di Senat. Hal ini menandakan terbukanya peluang Duterte untuk selamat dari persidangan pemakzulan meningkat. 

Daftar senator terpilih juga akan menentukan apakah saingan Marcos, Wakil Presiden Sara Duterte, akan dimakzulkan dan dilarang menjabat secara permanen.  

Dalam sebuah wawancara podcast setelah pemilihan, secara terbuka Marcos merefleksikan kinerja pemerintahannya. Ia mengaku sadar bahwa pemerintahnya gagal menangani isu-isu kecil dan menyebabkan kekecewaan di masyarakat.

"Saya baru menyadari bahwa kita gagal memberikan perhatian yang cukup pada isu-isu kecil yang akan memberikan bantuan yang lebih cepat kepada masyarakat. Masyarakat kecewa dengan layanan pemerintah karena lambatnya kemajuan proyek dan tidak membuat perbedaan langsung dalam kehidupan masyarakat," kata Marcos.

Pengunduran diri massal anggota Kabinet di Filipina telah terjadi setelah krisis politik dalam beberapa dekade terakhir.

Pada tahun 2005, mantan presiden Gloria Macapagal Arroyo meminta seluruh Kabinetnya untuk mengundurkan diri menggantikannya setelah ia ditekan untuk mengundurkan diri menyusul skandal kecurangan pemilu. 

Pada tahun 1987, anggota Kabinet Corazon Aquino juga mengajukan pengunduran diri mereka yang dipicu oleh upaya kudeta. 

Meski Marcos meminta jajaran Kabinetnya mundur, Istana kepresidenan mengatakan layanan pemerintah tidak akan terganggu selama masa transisi, dan stabilitas serta meritokrasi akan memandu pemilihan tim eksekutif baru Marcos.

Diketahui sejak seruan Marcos, 21 sekretaris mengumumkan pengunduran diri mereka.

Rekomendasi