ERA.id - Pasukan Israel mengonfirmasi kapal bantuan ke Gaza yang membawa aktivis Greta Thunberg berada di Bawah kendalinya. Seluruh penumpang di kapal Madleen itu dipastikan selamat.
Kementerian Luar Negeri Israel membenarkan bahwa kapal berbendera Inggris itu berada di bawah kendali Israel. Kementerian pun menekankan tidak ada penumpang maupun kru yang terluka.
"Yacht selfie milik para selebriti itu dengan selamat menuju pantai Israel. Para penumpang diharapkan untuk kembali ke negara asal mereka," tulis kementerian di X.
"Semua penumpang selamat dan tidak terluka. Mereka diberi roti lapis dan air. Acaranya sudah selesai," tambahnya.
Sementara itu, Freedom Flotilla Coalition (FFC) yang mengoperasikan kapal itu mengatakan bahwa pihaknya kehilangan kontak dengan kru pada Senin dini hari. FFC menuduh Israel mencegat kapal secara paksa dan menyita bantuan untuk Gaza.
Seorang penyelenggara Freedom Flotilla, Huwaida Arraf, mengatakan bahwa Israel tidak memiliki kewenangan hukum untuk menahan para relawan internasional di atas Madleen
"Para relawan ini tidak tunduk pada yurisdiksi Israel dan tidak dapat dikriminalisasi karena memberikan bantuan atau menentang blokade ilegal – penahanan mereka sewenang-wenang, melanggar hukum, dan harus segera diakhiri," tegasnya.
Diketahui di antara awak kapal tersebut terdapat aktivis iklim Swedia Thunberg dan Rima Hassan, seorang anggota parlemen Eropa asal Prancis.
Kapal pesiar itu membawa kiriman kecil bantuan kemanusiaan, termasuk beras dan susu formula bayi.
Kementerian luar negeri Israel mengatakan bantuan itu akan dibawa ke Gaza.
"Sejumlah kecil bantuan yang ada di kapal pesiar dan tidak dikonsumsi oleh 'para selebriti' akan ditransfer ke Gaza melalui saluran kemanusiaan yang sebenarnya," tulisnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan militer untuk mencegah Madleen mencapai Gaza, menyebut misi itu sebagai upaya propaganda untuk mendukung Hamas.
Israel memberlakukan blokade laut di wilayah pesisir itu setelah Hamas menguasai Gaza pada tahun 2007. Blokade itu tetap berlaku selama beberapa konflik, termasuk perang saat ini, yang dimulai setelah serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.