ERA.id - Israel melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Iran pada hari Jumat (13/6). Serangan itu diklaim menargetkan program nuklir dan kemampuan rudal jarak jauh milik Iran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidato yang diunggah di YouTube bahwa pasukannya menyerang jantung program pengayaan nuklir Iran.
"Kami menyerang jantung program persenjataan nuklir Iran," kata Netanyahu dikutip Anadolu, Jumat (13/6/2025).
Netanyahu menggambarkan serangan tersebut sebagai "operasi militer yang ditargetkan untuk menangkal ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel." Netanyahu menjamin serangan ini baru permulaan dan akan melanjutkannya dalam beberapa hari ke depan.
"Operasi ini akan terus berlanjut selama beberapa hari yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman ini," tegasnya.
"Israel tidak akan pernah membiarkan mereka yang menyerukan pemusnahan kami mengembangkan cara untuk mencapai tujuan itu. Malam ini, Israel mendukung kata-kata itu dengan tindakan," sambungnya.
Serangan mendadak itu dikatakan Netanyahu menargetkan fasilitas pengayaan utama Iran di Natanz serta "ilmuwan nuklir terkemuka yang bekerja pada bom Iran" dan program rudal balistik Iran.
Di sisi lain, Israel mengumumkan keadaan darurat di seluruh negeri dan menutup wilayah udaranya, mengalihkan semua penerbangan ke negara lain.
Media Iran melaporkan beberapa ledakan terdengar di dalam dan sekitar Teheran. Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan keras tambahan di berbagai bagian ibu kota juga terjadi.
"Iran menangguhkan semua penerbangan di Bandara Imam Khomeini di Teheran," demikian dilaporkan media pemerintah Iran.
Kedua negara telah bersiap menghadapi potensi konfrontasi militer, dengan Iran dilaporkan mengembangkan rencana serangan balik yang melibatkan rudal balistik yang menargetkan wilayah Israel.