ERA.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Gencatan senjata ini berlaku selama 12 jam demi mengakhiri konflik antara dua negara.
Dalam unggahan di Truth Social miliknya, Trump mengisyaratkan bahwa Israel dan Iran memiliki waktu untuk menyelesaikan misi apa pun yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan karena gencatan senjata akan dimulai dalam proses bertahap.
"Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA LENGKAP dan TOTAL selama 12 jam, di mana Perang akan dianggap BERAKHIR!," kata Trump, dikutip Selasa (24/6/2025).
"Dengan asumsi bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya, yang akan terjadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua Negara, Israel dan Iran, karena memiliki stamina, keberanian, dan kecerdasan untuk mengakhiri, apa yang seharusnya disebut, PERANG 12 HARI," sambungnya.
Beberapa jam sebelumnya, tiga pejabat Israel telah memberi isyarat bahwa Israel ingin segera mengakhiri operasinya di Iran dan telah menyampaikan pesan tersebut kepada AS.
Pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan bahwa Israel sangat, sangat dekat untuk menyelesaikan tujuannya.
Sementara itu, seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa Teheran telah menyetujui gencatan senjata yang diusulkan AS.
Unggahan Trump muncul beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan udara Amerika yang tidak menimbulkan korban luka.
Serangan terhadap Pangkalan Udara Al Udeid di negara tetangga Qatar itu mengancam perluasan konflik yang dimulai pada tanggal 13 Juni, yang diawali oleh serangan Israel terhadap Iran yang menargetkan program nuklir dan rudal balistiknya.
Iran mengancam akan membalas AS setelah pesawat pengebom siluman B-2 Amerika menjatuhkan bom seberat 30.000 pon yang menghancurkan bunker di fasilitas nuklir bawah tanah Iran pada akhir pekan. Bahkan Trump sesumbar kemungkinan akan menggulingkan pemerintah Iran.
"Kami tidak menyerang siapa pun, dan kami tidak akan pernah menerima penyerangan oleh siapa pun," kata Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak akan tunduk pada agresi siapa pun – ini adalah logika bangsa Iran," sambungnya.
Diketahui Iran memberikan informasi lebih awal kepada AS melalui saluran diplomatik beberapa jam sebelum serangan, serta kepada otoritas Qatar.
"Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena memberi kami pemberitahuan lebih awal, yang memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang, dan tidak ada yang terluka," tulis Trump di situs media sosial Truth miliknya.
"Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan ke perdamaian dan harmoni di kawasan, dan saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama," tambahnya.
Pada pernyataan itu, Trump mengatakan Iran menembakkan 14 rudal ke pangkalan udara AS yang bisa diatasi dengan baik.
"Saya senang melaporkan bahwa TIDAK ADA warga Amerika yang terluka dan hampir tidak ada kerusakan yang terjadi. Yang terpenting, mereka telah mengeluarkan semuanya dari 'sistem' mereka, dan mudah-mudahan, tidak akan ada lagi KEBENCIAN," tulis Trump.
Serangan itu membuat hubungan Iran dengan negara-negara tetangga Arabnya menjadi tegang seperti Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, dan Irak.
Bukan hanya itu saja, Iran juga mengancam akan menantang pengiriman minyak dari Teluk, yang langsung menurunkan harga minyak hingga 7 persen dalam perdagangan.