ERA.id - Konvensi Nasional Partai Demokrat pada Senin (17/8/2020) malam secara resmi mengukuhkan Joe Biden dan Kamala Harris sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden Partai Demokrat untuk pilpres AS 2020.
Karena protokol pandemi COVID-19, acara itu dilaksanakan dari sebuah studio dan tidak dihadiri penonton seperti sebuah konvensi pada umumnya. Namun, kegeraman publik AS terhadap kepemimpinan Presiden Donald Trump selama hampir 4 tahun menjabat memantik sejumlah dinamika.
Michelle Obama Kritik Trump
Michelle Obama mengatakan bahwa Presiden Donald Trump "benar-benar sudah kehabisan akal". Istri Presiden AS ke-44, Barack Obama, itu dengan keras mengkritik Presiden Trump dan menempatkan pemilu AS sebagai referendum atas seluruh karakter dan kebijakan presiden tersebut.
Michelle mengangkat lagi slogan Partai Demokrat semasa pilpres AS 2016: "When they go low, we go high!" yang berusaha mendorong pemilih Demokrat untuk memanfaatkan kelesuan di sisi Partai Republikan.
"Negara ini salah memilih Donald Trump sebagai presiden," kata Michelle. "Ia punya banyak waktu untuk membuktikan bahwa ia mampu, tapi ia sudah kehabisan akal."
Spektrum Dukungan Joe Biden Cukup Lebar
Bagian pertama Konvensi Nasional Partai Demokrat diisi oleh fakta bahwa partai tersebut berhasil menggaet 4 petinggi Partai Republikan yang tidak puas dengan Trump. Hal ini menunjukkan kemampuan Joe Bidn, kandidat presiden dari Partai Demokrat, untuk menyatukan AS yang telah terbelah oleh banyak krisis, mulai dari krisis ras, penegakan hukum, hingga penanganan pandemi.
"Sekarang bukan soal Republikan atau Demokrat. Ini berkaitan dengan sosok yang cukup bermartabat, stabil, dan cukup kuat untuk mengembalikan ekonomi ke jalurnya," kata mantan kepala Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Christie Todd Whitman. "Donald Trump bukanlah sosok seperti itu. Kita menemukannya di Joe Biden."
If John McCain was alive, he would’ve stood on the #DemocraticConvention stage tonight. No doubt about it. pic.twitter.com/tc7AasIgO6
— Republicans for Joe Biden (@RepsForBiden) August 18, 2020
Associated Press menulis bahwa konvensi Partai Republik yang memasang Donald Trump sebagai petahana, kecil kemungkinannya menampilkan spektrum ideologi seperti diperlihatkan Partai Demokrat. Trump dikenal sangat keras menanggapi mereka, bahkan dari partainya sendiri, yang mengkritiknya.
Garda Depan Demokrat Dipimpin Sanders dan Klobuchar
Pada 2016, Sanders memimpin sayap progresif di Partai Demokrat. Hubungannya sempat tegang dengan nominator Hillary Clinton saat itu. Namun, tahun ini, Sanders sepenuhnya mendukung Biden. Ia juga menolak mentah-mentah Donald Trump.
"Pada dasarnya, pemilu kali ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan demokrasi kita. "Selama saya masih di sini, saya akan bekerja dengan para progresif, kelompok moderat, dan juga kelompok konservatif untuk melestarikan bangsa ini," kata Sanders.
.@SenSanders the most radical almost-winner in a presidential primary contest in modern US history calls for a Popular Front of liberals, moderates, and conservatives to fight against authoritarian Trumpism. Hails Biden's policies and soul-saving ways. #DemocraticConvention pic.twitter.com/RI4g5XiYvV
— David Corn (@DavidCornDC) August 18, 2020
Ia juga membandingkan Trump dengan figur despotik di jaman Romawi Kuno, Nero.
"Nero melakukan intrik-intrik ketika kota Roma terbakar. Di masa sekarang, Trump pergi main golf."
Nada persatuan disuarakan oleh senator negara bagian Minnesota, Amy Klobuchar. Ia menerjemahkan motto AS, "e pluribus unum" ke dalam ungkapan "semua memilih satu."
Event Besar di Dalam Layar
Konvensi Partai Demokrat Senin (17/8/2020) malam diacarai oleh Eva Longoria. Ia menghadirkan wawancaranya dengan masyarakat biasa di Amerika dan tampak lebih segar dibandingkan format tradisional, di mana para pembicara berdiri di atas panggung.
Eva Longoria, Tracee Ellis Ross, Kerry Washington and Julia Louis-Dreyfus will each emcee one night of the Democratic National Convention https://t.co/mD9EKaDsA8 pic.twitter.com/aZX5KLcEB6
— CNN Politics (@CNNPolitics) August 17, 2020
Namun, gelora dari para politisi senior terkesan terkungkung oleh tidak familarnya mereka pada kamera. Sementara itu, jika sebelumnya jejeran pembicara di Konvensi Partai Demokrat bisa langsung tampak dalam sekali pandangan mata, kini partai tersebut harus mencari cara untuk mewadahi aspek pluralisme yang biasanya tampak dalam momen tersebut. Dalam tayangan virtual tersebut, tampak anak-anak kecil dari berbagai latar belakang menyanyikan "The Star-Spangled Banner", lagu kebangsaan Amerika Serikat.
Kontras dalam Isu Ras
Ada jejak getirnya kematian George Floyd, lelaki kulit hitam yang meninggal karena perlakuan brutal seorang petugas polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu, dan demonstrasi Black Lives Matter yang mnenyebar hingga ke seantero Amerika Serikat dalam 30 menit pertama Konvensi Partai Demokrat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kontras antara partai tersebut dengan Partai Republikan, dan Trump, perihal isu keadilan ras.'
Walikota Ibukota Washington DC Muriel Browser mengingatkan bahwa "jika [Trump] melakukannya kepada kota [Washington] D.C., dia juga akan melakukannya ke kotamu. Dan di situlah saya merasa muak dengan semua ini."
Trump sendiri telah mengkonfirmasi 2 narasumber yang akan berbicara dalam Konvensi Partai Republikan minggu depan. Mereka adalah pasangan suami istri di St Louis yang tertangkap kamera mengangkat senjata di depan rumah mereka ketika terjadi aksi protes di daerah tersebut.