ERA.id - Konvensi Partai Republik dalam rangka pemilihan presiden 2020 dimulai pada Senin (24/8/2020) pukul 22.00 waktu AS. Gelaran politik ini dimulai dengan resminya Donald Trump sebagai calon presiden dari partai politik sayap kanan AS tersebut.
Sebelum Konvensi Partai Republik (RNC), 336 delegasi Partai Republik berkumpul di kota Charlotte, North Carolina. Datang dari 50 negara bagian dan teritori Amerika Serikat, mereka secara formal mensahkan Donald Trump sebagai calon presiden partai mereka.
Event konvensi bahkan belum resmi dimulai ketika Trump lagi-lagi menyebarkan klaim yang tidak berdasar bahwa Partai Demokrat menunggangi isu pandemi COVID-19 untuk menang pilpres 3 November nanti.
"Satu-satunya cara mereka untuk mengambil pilpres ini dari kita adalah dengan menyelenggarakan pilpres yang curang," kata Trump, seperti dilansir The Guardian.
Tonight, #RNC2020 honors the Great American Story by featuring the LAND OF PROMISE! pic.twitter.com/LHqdpUW67P
— GOP (@GOP) August 24, 2020
Konvensi Partai Republik pada hari Senin menggunakan tema "Land of Promise", atau Tanah Terjanji. Ini menjadi bagian dari acara yang akan berlangsung hingga Kamis, (27/8/2020). Partai Republik sebelumnya sudah berjanji akan membawakan acara tersebut dalam suasana positif mengenai visi aspiratif partai tersebut untuk 4 tahun ke depan, jika Trump terpilih.
Namun, nampaknya konvensi hari pertama kemarin dinaungi atmosfer mendung, selain juga dipenuhi klaim-klaim keliru atau dilebih-lebihkan.
Matt Gaetz, seorang anggota DPR dari Partai Republik, mewanti-wanti bahwa Partai Demokrat akan mengubah Amerika Serikat (AS) menjadi "seperti film horor." Sementara itu, seorang penasihat senior di program kampanye Trump, Kimberly Guilfoyle, meperingatkan bahwa Joe Biden dan "kelompok sosialisnya" bakal merusak AS.
"Kebijakan-kebijakan bergaya sosialis yang menghancurkan tempat-tempat seperti Kuba dan Venezuela jangan sampai mengakar di kota dan sekolah-sekolah kita," kata Guilfoyle.
Satu video dalam acara Konvensi berdurasi 60 menit itu mengatakan bahwa Trump "menepati semua janji" yang ia ucapkan saat berkampanye. Hal ini dibantah keras oleh sejumlah pihak, misalnya, Daniel Dale, kepala biro Cek Fakta CNN. Ia mengutip penelitian oleh Politifact, bahwa Trump tidak menepati 24% janji yang ia berikan pada warga Amerika Serikat.
This video has Trump saying "I have kept every single" promise. Not even close to true. Mexico hasn't paid for the wall, Obamacare hasn't been repealed, and on and on. PolitiFact's 100-promise tracker says 49% have been broken. https://t.co/U4XZnHARUg
— Daniel Dale (@ddale8) August 25, 2020
Di tengah pandemi corona yang merenggut lebih dari 175.000 nyawa warga AS, Trump pun menuduh Partai Demokrat "terlalu meremehkan virus korona." Sementara itu, Donald Trump dipuji habis-habisan atas perannya, padahal sang presiden sempat meremehkan virus korona selama bulan-bulan awal pandemi.
Dr. Vin Gupta, asisten profesor di Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Universitas Washington memperingatkan warga AS untuk tidak percaya pada ucapan Trump mengenai jasanya soal penanganan pandemi COVID-19.
"Bagi siapapun yang melihat RNC saat ini, semua itu propaganda. Tak ada kebenaran di situ," kata Gupta.
Pembicara malam lalu yang paling mengundan atensi adalah Mark dan Patricia McCloskey, pasangan suami istri yang menodongkan senjata semi-otomatis kepada rombongan demonstran Black Lives Matter yang lewat di depan rumah mereka, (28/6/2020). Dalam konvensi tersebut mereka menuduh Partai Demokrat "melindungi para kriminal."
The #DemConvention featured courageous leaders like @GabbyGiffords, @Fred_Guttenberg & @MissD1982.
Tonight, the RNC will feature Mark and Patricia McCloskey who... threatened to shoot peaceful protesters.
America is better than this. RT if you agree. pic.twitter.com/krnP4ZSj4I
— Giffords (@GiffordsCourage) August 24, 2020
Seperti dilansir The Guardian, Konvensi selama 4 hari ke depan akan menjadi bukti beralihnya fokus Partai Republik menjadi partai politik yang berpusat pada Trump.
Jajak pendapat mengenai popularitas pun masih menunjukkan Trump tertinggal dibandingkan kompetitornya dari Partai Demokrat, Joe Biden, meskipun gap antara keduanya semakin tipis pasca popularitas Biden melonjak setelah Konvensi Partai Demokrat, pekan lalu.