ERA.id - Kementerian Luar Negeri China membantah keras laporan yang menyebut mereka menggusur ribuan masjid di wilayah Xinjiang. China menyebut laporan itu sebagai rumor penuh fitnah.
Laporan LSM Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI) menyebut bahwa sekitar 16 ribu masjid di Xinjiang telah dihancurkan atau dirusak sebagai dampak kebijakan pemerintah China, kebanyakan sejak tahun 2017.
Laporan itu didasarkan pada sejumlah citra satelit dan pada sampel dari 900 situs keagamaan sebelum tahun 2017, termasuk masjid, kuil dan situs sakral.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang.
Wenbin, mengomentari laporan ASPI itu dalam konferensi pers pada Jumat (25/9) waktu setempat. Wang menyebut laporan itu 'hanya rumor penuh fitnah'.
"Jika kita melihat jumlahnya, ada lebih dari 24 ribu masjid di Xinjiang, yang merupakan 10 kali lipat lebih banyak daripada di AS (Amerika Serikat)," klaim Wang dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters, Sabtu (26/9/2020)
China mengklaim jumlah masjid sangat banyak sehingga warga muslim Xinjiang tak kesulitan dalam beribadah.
"Itu berarti ada satu masjid untuk setiap 530 warga muslim di Xinjiang, yang berarti lebih banyak masjid per kapita dibandingkan banyak negara Muslim," imbuhnya.
Sebelumnya, China juga dituduh telah membangun lebih dari 380 kamp penahanan untuk warga etnis https://era.id/internasional/38882/china-bangun-380-lebih-kamp-penahanan-etnis-uighur-di-xinjiang. Dengan dalih pelatihan vokasi dan antiradikalisme, China membangun kamp-kamp di daerah Xinjiang.