ERA.id - Alexandra Wilson, seorang pengacara kulit hitam, tiga kali dikira sebagai tersangka ketika memasuki ruang pengadilan kota London, Inggris, Rabu (23/9/2020). Ia bahkan sempat diminta keluar oleh notulis sidang yang sebelumnya bertanya apakah ia "didampingi pengacara", seperti dilansir The Guardian.
Peristiwa tersebut diketahui publik setelah Wilson, pengacara yang memiliki spesialisasi di bidang kriminal dan kasus keluarga, mengungkapkan kekesalannya di platform Twitter, Rabu lalu.
Menurut pengakuannya, Wilson awalnya sudah dihentikan oleh personil keamanan di pintu masuk pengadilan, dan namanya dicari "apakah ada di daftar [terdakwa]".
Merasa itu hanya insiden yang tidak sengaja, Wilson tak menyangka masih akan mengalami perlakuan yang sama hari itu. Ia sempat diminta warga yang hadir untuk tidak masuk ke ruang pengadilan dan menunggu sampai dipersilakan masuk. Dan, untuk ketiga kalinya, seorang pengacara lagi-lagi memintanya untuk menunggu di luar sampai dipersilakan masuk ke ruang sidang. Wilson kembali harus menjelaskan bahwa ia sendiri adalah seorang pengacara.
Lewat cuitan di Twitter, Wilson mendesak adanya pelatihan anti-rasisme di seluruh level sistem pengadilan di Inggris. Cuitan yang langsung viral tersebut kemudian ditanggapi dengan permintaan maaf dari kepala layanan pengadilan di Inggris dan Wales.
"Jika seorang pengacara diperlakukan seperti itu, Anda tentu penasaran bagaimana para terdakwa diperlakukan dan apakah mereka akan menerima perlakuan yang adil," kata Wilson, sembari menambahkan bahwa barangkali pelatihan anti-rasisme di sistem pengadilan di Inggris sejauh ini belum cukup.
"Saya rasa, sekadar mengatakan bahwa "Saya tak setuju rasisme, maka saya tidak rasis" tidaklah cukup. Saya rasa kita harus terus secara sadar memerangi rasisme."
Wilson, yang juga telah menulis buku berjudul In Black And White yang membahas problem rasisme di pengadilan, mengatakan bahwa sistem peradilan kriminal perlu dibenahi. Ia menginginkan agar warga kulit hitam dan etnis minoritas tidak mengalami diskriminasi selama proses penangkapan hingga pengumuman putusan.
"Kaum kulit hitam, Asia, dan etnis minoritas telah mengirimi saya surel dan bercerita bahwa mereka juga mengalami hal yang sama," kata Wilson. "Ini menyedihkan bahwa banyak orang masih harus menghadapi hal seperti ini sepanjang waktu.