'Yang Kaya Tambah Kaya': Total Harta Miliarder Capai 10,2 Triliun Dolar di Tengah Pandemi COVID-19

| 07 Oct 2020 20:30
'Yang Kaya Tambah Kaya': Total Harta Miliarder Capai 10,2 Triliun Dolar di Tengah Pandemi COVID-19
Jumlah miliarder di dunia bertambah 31 orang dari tahun 2017. (Unsplash/Danilo Capece)

ERA.id - Total kekayaan para miliarder dunia pada 2020 mencapai 10,2 triliun dolar AS, atau setara Rp150 ribu triliun, berdasarkan survei terkini dari bank asal Swiss UBS dan firma konsultan PwC. Fluktuasi saham dan stimulus finansial pemerintah selama pandemi COVID-19 ditengarai telah membantu orang-orang kaya tersebut menjadi lebih kaya lagi.

Data total kekayaan para miliarder yang didapatkan akhir Juli lalu mengungguli rekor sebelumnya, yaitu 8,9 triliun dolar AS (Rp131 ribu triliun) pada akhir 2017.

Di tahun 2020 ini jumlah miliarder juga bertambah menjadi 2.189 orang, dari sebelumnya 2.158 di tahun 2017.

Seperti dilansir Associated Press, lonjakan kekayaan para miliarder disebabkan oleh lonjakan harga aset sejak bulan Maret 2020, beberapa saat setelah pemerintah di seantero dunia menerapkan karantina wilayah untuk menahan terjangan wabah COVID-19.

Berdasarkan MSCI All-Country World Index yang mencatat naik turunnya pasar saham dunia, saham-saham telah melonjak 41 persen sejak Maret lalu.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa perusahaan teknologi dan kesehatan mendapatkan keuntungan paling besar lantaran banyak investor menanamkan uang mereka ke perusahaan yang sedang meriset vaksin virus korona.

"Keuntungan menyebar pada para inovator bisnis yang menggunakan teknologi untuk merevolusi ekonomi," kata para penulis laporan tersebut. "Selama 2018, 2019, dan tujuh bulan pertama dari 2020, para pengusaha di bidang kesehatan, teknologi, dan industri melesat maju. Badai COVID-19 telah mempercepat gerakan mereka ke arah yang berbeda-beda."

Keuntungan terbesar, 41 persen, didapat oleh para miliarder di bidang teknologi, diikuti para miliarder sektor kesehatan yang mengantongi keuntungan hingga 37 persen.

Secara geografis, pengusaha-pengusaha asal China paling banyak mendapat keuntungan, hingga 1.146 persen antara tahun 2019 hingga Juli lalu. Para pengusaha di Prancis mengikuti dengan pertumbuhan aset hingga 439 persen.

Selain soal keuntungan yang didapat, laporan yang sama juga menunjukkan bahwa dana yang digelontorkan para miliarder untuk organisasi filantropis juga meningkat. Sedikitnya 209 miliarder telah menyumbang 7,2 miliar dolar AS antara Maret hingga Juni lalu. Kebanyakan dari mereka berasal dari Amerika Serikat.

Organisasi non profit Oxfam, yang getol mengampanyekan krisis ketidaksetaraan ekonomi di dunia, sebelumnya sudah memprediksi bahwa 32 miliarder dunia akan mendapat keuntungan 109 miliar dolar AS pada 2020. "Pandemi COVID-19 akan membuka tabir model ekonomi yang memberikan kekayaan bagi mereka yang kaya raya, sembari mengorbankan mereka yang papa," kata CEO Oxfam International, Jose Maria Vera.

"Krisis ekonomi yang kita alami saat pandemi ini diakibatkan oleh model ekonomi yang penuh kecurangan. Perusahaan terbesar dunia mengantongi triliunan rupiah dengan menggaji rendah karyawannya dan membagikan keuntungan pada para pemegang saham dan miliarder lainnya, yang kebanyakan merupakan warga kulit putih di negara-negara kaya."

Rekomendasi