ERA.id - Gestur tangan kiri dengan tiga jari teracung diadopsi rakyat Thailand dari serial film Hunger Games. Ekspresi selamat tinggal kepada rezim militer hasil kudeta 2014, sekaligus subversi terhadap keluarga Raja Thailand.
Lambang ini pertama kali dipakai pada tahun 2014 sebagai bentuk penyangkalan terhadap Jenderal Prayut Chan-o-cha yang memimpin kudeta militer dan kemudian menjadi Perdana Menteri Thailand. Seperti dilansir CNA, pihak militer Thailand dikenal kerap melakukan kudeta untuk melindungi kepentingan mereka.
Di buku Hunger Games (2008) karya Suzanne Collins, dikisahkan bahwa rakyat Amerika Utara berada dalam rezim distopia dan dipaksa ikut serta dalam pertarungan hidup-mati. Di situ, gestur tiga jari ini dipakai sebagai ekspresi rasa terima kasih dan ucapan selamat tinggal pada seseorang. Tak heran gestur ini biasa ditunjukkan dalam upacara pemakaman.
Di Thailand pasca-2014, gestur tiga jari ini makin sering muncul di ruang publik. Para demonstran beramai-ramai menunjukkan gestur ini saat melakukan aksi protes. Para aktivis ternama Thailand pun tak jarang melambaikan tiga jari ini sembari mereka digelandang ke mobil polisi.
Album cover?
A protester raises the three-finger pro-democracy salute outside of the Thai parliament during anti-government protests on Thursday. #ประชุมสภา #แก้รัฐธรรมนูญ #FreeYouth #ไปสภาไล่ขี้ข้าศักดินา pic.twitter.com/EXUL1LeBXm
— Thai Enquirer (@ThaiEnquirer) September 24, 2020
Satu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya adalah bagaimana gestur tiga jari ini dilambaikan ke rombongan kerajaan Thailand. Perlu diketahui bahwa Thailand memiliki peraturan yang melarang warganya mengkritik keluarga kerajaan, aturan yang bila dilanggar bakal berakibat sanksi hingga 15 tahun penjara. Namun, perkembangan demonstrasi sejak September lalu telah mengubah haluan ini. Banyak warga Thailand makin berani mengkritik keluarga kerajaan secara terang-terangan.
Truth prevails. — audience shows solidarity, flashing the three-finger sign with Netiwit Chotiphatphaisal, Thai student activist and author, at @OsloFF pic.twitter.com/bIH7ugaLr5
— Bobby Ghosh (@ghoshworld) May 30, 2018
"Dulu, ketika rombongan pekerjaan melintas, kami bahkan tidak bisa berjalan di sekitar kawasan itu," kata seorang warga Thailand yang diwawancarai media AFP. "Kami harus menghentikan segala aktivitas, lalu berlutut."
"Kami telah banyak berubah. Kami mulai berani melanggar banyak tabu," kata dia.
Kini selain mempopulerkan gestur tiga jari ke sejumlah negara, warga Thailand juga membangun aliansi dengan sesama warga Asia yang berjuang meraih demokrasi. Bersama warga Hong Kong dan Taiwan, yang kerap kritis terhadap pemerintahan China, membangun gerakan daring yang diberi nama "Milk Tea Alliance", yang didasari oleh kecintaan mereka terhadap minuman tersebut.