Jangan Coba-Coba Sebar Teori Konspirasi di TikTok

| 20 Oct 2020 13:49
Jangan Coba-Coba Sebar Teori Konspirasi di TikTok
Platform berbagi video singkat TikTok akan menghapus seluruh konten dan akun yang mempromosikan teori konspirasi QAnon. (Foto: Solen Feyissa/Twitter)

ERA.id - TikTok, platform berbagi video singkat yang dipakai 850 juta akun aktif, kepada kanal radio NPR, mengonfirmasi melarang akun yang menyebarkan teori konspirasi dari kelompok QAnon.

QAnon sendiri merupakan teori konspirasi kaum konservatif ekstrem yang meyakini bahwa Presiden AS Donald Trump diam-diam sedang bertarung melawan kelompok satanis global yang dijalankan oleh politisi Partai Demokrat sekaligus sejumlah elit industri film Hollywood.

"Konten dan akun yang mempromosikan QAnon melanggar kebijakan disinformasi kami, dan kami selalu menghapus semuanya itu dari platform," kata seorang juru bicara TikTok, kepada situs Mashable, Selasa (20/10/2020). "Kami juga bertindak lebih tegas dengan mempersulit munculnya konten semacam ini dalam kotak pencarian atau tagar. Istilah-istilah yang mengacu pada konten semacam itu akan kami arahkan menuju Panduan Komunitas kami."

TikTok telah memperbarui kebijakan mereka selama beberapa bulan belakangan guna membatasi persebaran disinformasi di platform tersebut. Perusahaan media sosial ini juga memperketat kebijakan, terutama berkaitan dengan informasi seputar pilpres AS dan teori konspirasi mengenai virus korona.

Ini juga bukan yang pertama bagi TikTok untuk memperkecil ruang gerak QAnon di platform tersebut. Sebelumnya, mereka telah mem-blok tagar dan pencarian yang menyebutkan kata 'QAnon' dan istilah lainnya, misalnya 'Pizzagate'.

Media sosial Facebook awal bulan Oktober ini juga dikabarkan telah lebih dulu melarang Page dan Grup yang mendukung misinformasi berlatar konspirasi QAnon. YouTube juga mengikuti dengan melarang beberapa jenis konten QAnon yang dianggap "berbahaya" dan sejumlah konten konspiratif lainnya.

Rekomendasi