ERA.id - Donald Trump menyatakan menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, Rabu (4/11/2020) dini hari waktu Amerika Serikat, atau Rabu sore WIB, dan ia menyatakan akan meminta Mahkamah Konstitusi untuk menghentikan penghitungan suara yang masih berlangsung.
Konferensi pers itu dilakukan di Ruang Timur Gedung Putih dan dihadiri keluarga Donald Trump dan Mike Pence, serta para pendukung mereka.
"Ini adalah konferensi pers paling larut malam yang pernah saya jalani," kata Presiden Trump, sambil menambahkan bahwa ia berterima kasih pada keluarga dan pendukungnya "yang membantu saya melalui semua ini."
So, uh, they're basically having a Trump rally in the White House pic.twitter.com/sILvXDIiMr
— Aaron Rupar (@atrupar) November 4, 2020
Dalam konferensi pers itu, Donald Trump juga menyatakan akan mempersiapkan pengacara dan meminta Mahkamah Agung AS untuk menghentikan proses penghitungan suara yang menurutnya "dipenuhi banyak kecurangan". Ini satu hal yang masih dipertanyakan banyak pihak, yaitu apakah sang presiden sungguh-sungguh dalam membuat pernyataan tersebut.
Pada Rabu dini hari waktu AS, ketika sisa surat suara masih terus dihitung, peta suara elektoral menunjukkan bahwa Joe Biden masih unggul dengan 225 suara, sementara Donald Trump tertinggal dengan 213 suara. Namun, sejumlah proyeksi di negara-negara bagian yang tersisa menunjukkan akan berpihak pada sang presiden.
Misalnya, di Georgia, dengan 93 persen suara telah terhitung, Trump unggul 2 poin dari Biden. Sementara itu, di Wisconsin, dengan 90 persen suara telah terhitung, Trump unggul 4 poin dari lawannya dari Partai Demokrat itu.
Tren yang sama tampak terjadi di sejumlah 'swing states' seperti Pennsylvania dan Michigan, serta negara bagian Alaska. Kesemuanya itu tampaknya akan berubah 'merah', warna yang melambangkan dominasi Partai Republik.
Satu 'battleground state' yang kemungkinan akan dimenangkan oleh Joe Biden adalah Arizona, yang belakangan semakin memihak ke arah Partai Demokrat yang liberal. Namun 11 suara elektoral dari negara bagian ini, ditambah 6 suara dari Nevada dan 4 suara dari Maine, tak mampu menandingi himpunan suara elektoral yang akan diraup Trump jika memenangkan negara-negara bagian yang telah disebutkan di atas.
Joe Biden sendiri melalui Twitter mencuitkan bahwa "bukan saya atau Donald Trump yang bisa mendeklarasikan siapa pemenang dalam pilpres ini."
Di cuitan lain, Biden juga mengatakan tetap percaya diri dengan kans kemenangannya dalam pilpres kali ini. "Kami yakin kami akan memenangi pilpres ini," kata Biden.
We feel good about where we are. We believe we are on track to win this election.
— Joe Biden (@JoeBiden) November 4, 2020