Serbu Gedung Capitol, Demonstran Ganti Bendera AS dengan Bendera Trump

| 07 Jan 2021 12:18
Serbu Gedung Capitol, Demonstran Ganti Bendera AS dengan Bendera Trump
Tangkapan layar dari video pada Rabu, (6/1/2021), di mana beberapa demonstran pro Trump terlihat menurunkan bendera kebangsaa AS dan menggantinya dengan bendera Trump. (Foto: Twitter)

ERA.id - Sejumlah video dan foto yang diambil dari Gedung Capitol, Washington, Amerika Serikat, pada Rabu (6/1/2021) petang menunjukkan beberapa demonstran merobek bendera kebangsaan Amerika Serikat dan mengibarkan bendera perusahaan Trump.

Dari video yang pertama kali diunggah ke Twitter oleh reporter Huffington Post, Igor Bobic, terlihat tiga orang berpakaian hitam telah memanjat ke lantai dua gedung Senat AS menggunakan alat skafolding. Mereka tampak sedang membawa dua bendera: satu bendera nasional Amerika dan satu bendera kampanye Trump.

"Beberapa orang tampak menaiki skafolding di luar gedung Senat hingga ke lantai dua. Sepertinya di situ letak kantor (Pimpinan Mayoritas Senat) McConnel, dan mereka mulai memukuli jendela ruangan tersebut," tulis Bobic.

Belakangan dalam surat permintaan pemakzulan Presiden Donald Trump yang diajukan oleh beberapa anggota Kongres AS, tertulis bahwa para demonstran tersebut benar-benar telah "menurunkan bendera Amerika" dan menggantinya dengan "bendera Trump".

Sementara itu, berdasarkan laporan BuzzFeed, sekelompok demonstran pro Trump dilaporkan membawa simbol-simbol penuh kebencian ke dalam kompleks Gedung Capitol, Rabu. Beberapa orang dikabarkan membawa bendera kaum separatis Konfederat, memasang jerat gantungan, dan menggunakan simbol berbau ekstrem kanan.

Setidaknya satu orang demonstran tertangkap kamera menggunakan jaket bertuliskan "Camp Auschwitz", yang mengacu ke kamp konsentrasi yang digunakan Partai Nazi di Jerman untuk membunuh lebih dari 1 juta warga Yahudi selama peristiwa Holocaust.

Tess Owen, reporter senior Vice News, sempat mewawancarai tiga orang yang menggunakan atribut pro Trump soal apakah mereka menginginkan adanya perang sipil.

"Ya, jawab mereka," tulis Owen lewat cuitan di Twitter.

Para demonstran juga meninggalkan pesan agar melakukan tindak kekerasan terhadap para jurnalis. Mereka menuliskan pesan "bunuh media" di pintu Gedung Capitol, demikian disampaikan BuzzFeed.

Rekomendasi