Terima Transplan Paru dari Penderita COVID-19, Wanita AS Meninggal Dunia

| 25 Feb 2021 13:33
Terima Transplan Paru dari Penderita COVID-19, Wanita AS Meninggal Dunia
Ilustrasi: Transplan organ paru dari pasien yang terinfeksi COVID-19 terjadi pada akhir tahun lalu di University Hospital in Ann Arbor, Michigan, AS. (Foto: Wikimedia Commons)

ERA.id - Seorang wanita asal Michigan, Amerika Serikat, meninggal dunia 61 hari setelah menerima sepasang transplan paru-paru dari pendonor yang pernah terinfeksi COVID-19, demikian dilaporkan koran New York Times, Kamis, (25/2/2021).

Awalnya tak ada indikasi bahwa sang pendonor, yang tewas karena kecelakaan mobil, telah terinfeksi COVID-19. Gambar radiograf dari dada sang pendonor tampak bersih, sementara hasil uji usap pada hidung pendonor menunjukkan hasil negatif infeksi korona.

Namun, para dokter yang menangani pasien transplan paru di University Hospital in Ann Arbor, Michigan, mulai mencurigai hasil uji usap tersebut lantaran kondisi pasien yang terus memburuk pada musim gugur lalu. Belakangan para dokter menyimpulkan bahwa pendonor sempat terinfeksi COVID-19, dan organ paru-parunya tak hanya menginfeksi penerima transplan, namun, juga dokter yang menjalankan operasi.

Kasus ini menjadi yang pertama kalinya seorang pasien terinfeksi virus korona dari organ transplan, demikian disampaikan para peneliti, yang laporannya dipublikasikan di jurnal The American Journal of Transplantation pada 10 Februari.

"Kami ingin komunitas transplan sadar bahwa hal ini bisa terjadi, dan bahwa ada hal-hal yang bisa dilakukan agar kita makin mampu melakukan skrining terhadap pasien COVID-19," kata dokter bedah Dr Jules Lin yang menulis laporan tersebut dan menjadi direktur bedah di program transplantasi paru di departemen Michigan Medicine, University of Michigan.

Laporan tersebut mendesak praktisi kedokteran agar mengambil sampel pengujian COVID-19 dari rongga pernafasan bawah pendonor, area tubuh yang umumnya tak terjangkau uji usap nasal.

Dr David Klassen, kepala tenaga medis di United Network for Organ Sharing, sebuah LSM di Amerika Serikat yang menangani sistem transplan organ, mengatakan bahwa kasus di Michigan mencengangkan meski jarang sekali terjadi.

"Kami akan berusaha meminimalisasi hal seperti ini terulang kembali," kata dia.

Rekomendasi