Twitter Terancam Diblokir Rusia, Enggan Hapus Konten Terlarang

| 17 Mar 2021 16:33
Twitter Terancam Diblokir Rusia, Enggan Hapus Konten Terlarang
Ilustrasi: Perwajahan media sosial Twitter. (Foto: Joshua Hoehne/Unsplash)

ERA.id - Rusia bakal memblokir Twitter bulan depan kecuali media sosial raksasa asal Amerika Serikat itu menghapus konten-konten yang dilarang pemerintah, lapor Reuters mengutip media lokal Rusia, Selasa, (16/3/2021).

Moscow sendiri telah melambatkan akses Twitter di dalam negeri Rusia sebagai bentuk ancaman atas tidak dilaksanakannya penghapusan konten-konten yang masuk daftar terlarang.

Reuters menulis bahwa Twitter sempat khawatir tindakan Rusia bisa berbahaya bagi kebebasan berpendapat warga. Platform tersebut juga menepis tudingan otoritas Rusia bahwa Twitter memberi tempat bagi tindakan-tindakan melanggar hukum.

Media lokal pada Selasa mengutip pernyataan Vadim Subbotin, wakil kepala Roskomnadzor, pengawas komunikasi Rusia, bahwa Twitter tidak mengindahkan kekhawatiran Rusia, dan platform tersebut bisa diblokir dalam waktu satu bulan ke depan kecuali mereka menjalankan apa yang diminta pemerintah.

"Twitter tidak bereaksi sesuai permintaan kami. Jika situasi ini terus berlanjut, maka platform itu akan diblokir dalam waktu satu bulan ke depan tanpa melalui putusan pengadilan," sebut Subbotin, dikutip kantor berita Interfax.

Subbotin menyatakan bahwa hukuman itu bisa dihindari jika Twitter menghapus konten yang dilarang, yang oleh Moscow disebutkan mencakup pornografi di bawah umur serta konten terkait narkotika ilegal dan konten anak-anak yang bunuh diri.

Twitter belum memberi komentar mengenai ancaman pemblokiran ini, sebut Reuters.

Tekanan terhadap platform asal AS ini memang meningkat di Rusia setelah pada awal Maret Twitter masuk dalam daftar lima platform media sosial yang digugat karena memperbolehkan unggahan ilegal berupa ajakan kepada anak-anak Rusia untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa anti-Kremlin.

Kementerian luar negeri Rusia pada Sabtu lalu juga menuduh AS menggunakan IT untuk berkompetisi dengan tidak adil dan tanpa dasar yang jelas menyensor konten di media sosial.

Rekomendasi