ERA.id - Facebook Inc mengumumkan bakal menggarap versi baru dari platform Instagram agar lebih aman digunakan oleh anak berusia di bawah 13 tahun.
Menurut laporan Buzzfeed, Facebook telah memberitahu stafnya secara internal bahwa mereka bakal mulai membuat Instagram versi anak-anak usia di bawah 13 tahun, agar para remaja tersebut bisa "dengan aman" mengakses Instagram. Saat ini, Instagram tak mengijinkan anak di bawah usia tersebut untuk membuat akun secara pribadi.
Juru bicara Facebook, kepada koran The Guardian, mengatakan bahwa versi Instagram ini bakal punya fitur pengawasan orang tua (parental control), mirip seperti aplikasi Messenger Kids yang bisa diakses anak-anak usia enam hingga 12 tahun.
"Makin banyak anak-anak yang bertanya pada orangtua mereka apakah mereka boleh memakai aplikasi ini. Kala ini orangtua tidak punya banyak opsi, jadi kami tengah membuat produk tambahan yang cocok bagi anak-anak dan dikelola oleh para orangtua," kata juru bicara tersebut.
Dalam sebuah unggahan blog pekan ini, Facebook menyadari bahwa meski diminta harus berusia minimal 13 tahun sebelum mendaftar ke Instagram, belum ada fitur yang bisa mencegah anak-anak berbohong saat registrasi akun.
Perusahaan teknologi itu menyatakan bakal menggunakan kecerdasan buatan (AI), dipadu dengan klasifikasi umur standar, untuk menentukan umur pendaftar saat mendaftar di platform.
Perusahaan itu juga mengumumkan bakal meluncurkan sejumlah fitur, termasuk fitur yang mencegah orang dewasa mengirim pesan ke akun-akun di bawah usia 18 tahun yang tidak 'mengikuti' (follow) mereka. Instagram juga akan memberitahu bila ada orang dewasa yang masif mengirimkan permintaan pertemanan ke banyak akun berusia di bawah umur.
Orang dewasa juga bakal dipersulit menemukan akun-akun remaja di bawah 18 tahun melalui fitur search di Instagram.
Sebuah penelitian terhadap aktivitas virtual para remaja di Australia, oleh komisioner eSafety, pada Februari lalu, menemukan bahwa 57 persen remaja Australia telah menggunakan Instagram, dan 30 persen di antaranya mengaku pernah dikontak oleh orang yang tak dikenal. Lalu, 20 persen di antara mereka juga mengaku pernah dikirimi konten tak senonoh via media sosial yang mereka pakai.