ERA.id - Kanselir Jerman Angela Merkel, pada Rabu, (24/3/2021), membatalkan rencana menerapkan karantina total (lockdown) di Jerman selama libur Paskah guna menangkal gelombang ketiga wabah COVID-19. Ia juga mengakui kebijakan tersebut dibuat dengan tergesa-gesa.
Melansir dari Al Jazeera, pemerintahan Merkel dan 16 negara bagian di Jerman, pada Selasa, awalnya sepakat meminta warga untuk tetap di rumah selama lima hari libur Paskah, dimulai dari tanggal 1 April. Paskah sendiri jatuh pada tanggal 4 April.
Aturan ini pun memaksa pertokoan tutup di rangkaian hari tersebut, membuat situasi masyarakat Jerman terkarantina total. Aturan ini juga memperberat situasi pembatasan sosial di Jerman yang diperpanjang hingga 18 April.
Tak ayal, kebijakan ini memicu protes dari kalangan pebisnis. Pihak tenaga kesehatan juga memandang aturan tersebut tak banyak berguna untuk menekan pertumbuan eksponensial infeksi COVID-19.
Pada Rabu, Merkel akhirnya menyatakan kebijakan itu tidak jadi dijalankan. Ia menyebut rencana kebijakan itu "disusun dengan maksud baik", namun, terbukti sebagai suatu "kekeliruan". Ia pun meminta maaf karena telah membuat situasi di Jerman makin tidak jelas.
"Ada alasan yang cukup kuat untuk aturan itu, namun, ia tak bisa diterapkan dengan bagian dalam waktu yang singkat ini," kata Merkel. "Ini semata-mata kesalahan saya."
Pernyataan Merkel ini dilontarkan ketika tingkat infeksi COVID-19 di Jerman melonjak lagi akibat peredaran varian virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Jerman, dengan total populasi 83 juta jiwa, dilaporkan memiliki 15.813 kasus infeksi baru pada Rabu. Tingkat kematian pun bertambah 248 kasus, menjadi total 75.212 kasus kematian.
Kabar baiknya bagi Jerman adalah tingkat kasus per 100.000 jiwa selama sepekan terakhir, cara pengukuran sebaran wabah yang dipakai di Jerman, masih stabil di angka 108 kasus.
Di pernyataannya pada hari Rabu, Merkel mengaku yakin Jerman akan mampu mengalahkan wabah corona. Namun, ia mendesak masyarakat agar segera bisa menghentikan gelombang ketiga wabah COVID-19 di negara itu.
"Jalur yang kita lalui ini sulit dan berbatu. Ada saatnya kita sukses, ada pula kesalahan dan kemunduran terjadi," kata dia. "Namun, virus ini pelan-pelan pasti akan menjadi tidak semenakutkan seperti sekarang."