Google Maps Akan Paksa Kamu Sadari Polusi Karbon Kendaraanmu

| 31 Mar 2021 10:23
Google Maps Akan Paksa Kamu Sadari Polusi Karbon Kendaraanmu
Monumen Nasional atau Monas dilihat dari fitur Street View di aplikasi Google Maps. (ANTARA/Natisha Andarningtyas)

ERA.id - Aplikasi Google Maps bakal mulai mengarahkan pengemudi kendaraan ke rute yang diperkirakan menghasilkan emisi karbon paling rendah berdasarkan aspek lalu lintas, lekukan jalan, dan faktor lainnya, ungkap pihak Google, Selasa, (30/3/2021).

Google, salah satu unit perusahaan konglomerat multinasional Alphabet Inc, mengatakan fitur pengarah "ramah lingkungan" tersebut akan diluncurkan akhir tahun ini di Amerika Serikat dan pada akhirnya menjangkau negara lain, sebagai bagian dari komitmen mereka membantu memerangi perubahan iklim lewat layanannya, demikian dilansir ANTARA.

Kecuali pengguna memilih keluar dari fitur itu, bila ada beberapa alternatif rute dengan waktu tempuh sama, rute pilihan utama yang akan digunakan adalah yang "ramah lingkungan", kata Google.

Ketika rute alternatif jauh lebih cepat, aplikasi Google Maps akan menawarkan pilihan dan membiarkan pengguna membandingkan perkiraan emisi dari rute-rute yang menjadi pilihan.

"Yang kami lihat adalah, dari sekitar setengah dari rute-rute yang ada, kami dapat menemukan pilihan rute yang lebih ramah lingkungan dengan pengorbanan waktu yang minimal atau tanpa tambahan waktu," kata direktur produk Google, Russell Dicker, kepada wartawan, Senin (29/3).

Google mengatakan pihaknya memperoleh perkiraan emisi relatif dengan menguji di berbagai jenis kendaraan dan jenis jalan, memanfaatkan wawasan dari badan pemerintah AS, National Renewable Energy Lab (NREL). Sementara data tingkat jalan berasal dari Google Street View serta citra udara dan satelit.

Google Street View adalah teknologi yang ditampilkan di Google Maps dan Google Earth yang menyediakan panorama interaktif dari berbagai posisi di banyak jalan-jalan di dunia.

Manajer grup mobilitas NREL Jeff Gonder mengatakan bahwa NREL, yang mengembangkan suatu alat yang dikenal sebagai FastE untuk memperkirakan penggunaan energi kendaraan, mencapai kesepakatan bulan ini untuk mendapatkan dana dari Google dan mempelajari keakuratan perkiraannya.

Meski begitu, efek potensial emisi dari fitur Google Maps ini masih belum jelas. Sebuah studi terhadap 20 orang di California State University, Long Beach, tahun lalu menemukan bahwa para peserta lebih cenderung mempertimbangkan emisi karbon dalam pemilihan rute setelah mereka disodori alternatif perkiraan.

Pengumuman Google tentang fitur "ramah lingkungan" Google Maps itu menyertakan perubahan tambahan yang berfokus pada iklim.

Mulai Juni, aplikasi Google Maps akan mulai memperingatkan pengemudi tentang perjalanan melalui zona emisi rendah di mana beberapa jenis kendaraan akan mendapatkan larangan di Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol dan Inggris.

Dalam beberapa bulan mendatang, pengguna aplikasi Google Maps akan dapat membandingkan emisi yang dihasilkan bila memilih untuk naik mobil, bersepeda, memakai angkutan umum, dan pilihan perjalanan lainnya di satu tempat alih-alih berpindah di antara bagian-bagian yang berbeda.

Rekomendasi