ERA.id - Pemerintah Kamboja menutup semua pasar yang ada di ibu kota Phnom Penh pada Sabtu, memaksa banyak keluarga menunggu jatah sembako dari pemerintah di tengah masa karantina total selama dua pekan.
Melansir Reuters, (25/4/2021), pada Sabtu, Kementerian Kesehatan Kamboja mengumumkan 10 kasus kematian akibat infeksi Covid-19.
Infeksi virus corona sudah mulai merebak kembali di Kamboja pada akhir Februari lalu. Saat ini total kasus Covid-19 di negara tersebut mencapai 9.359 kasus, demikian diberitakan Reuters.
Kamboja saat ini menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 paling rendah, dengan total kematian tercatat 71 kasus.
Namun, Phnom Penh tetap dikarantina total per 15 April lalu dan beberapa distrik dinyatakan sebagai 'zona merah', sehingga warganya diminta untuk tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan kesehatan.
Dalam aturan terbaru pada Jumat, Balai Kota Phnom Penh menyatakan semua pasar harus ditutup hingga 2 Mei karena otoritas melihat meningkatnya kasus infeksi di sejumlah pasar. Mereka juga getol melakukan pengetesan Covid-19 kepada para penjual dan personil keamanan.
Kepada ribuan keluarga di kota itu, pejabat setempat telah menyalurkan bantuan sembako berupa 25 kg beras, sekotak kecap, satu plastik saus ikan, satu kantong sarden, demikian sebut laman resmi Balai Kota Phnom Penh.
Sebuah grup Telegram yang dibuat oleh pemerintah untuk menerima permintaan warga terkait bantuan makanan, baru-baru ini mendapatkan ribuan permintaan.
"Saya dan keluarga saya memohon bantuan segera dalam bentuk sembako... Saya telah kehilangan seluruh pemasukan keluarga saya karena penutupan pabrik dan lockdown," sebut Thorn Meng, warga Kamboja, dikutip Reuters.