ERA.id - Di tengah meningkatnya desakan gencatan senjata, petinggi Hamas, pada Rabu, (19/5/2021), membeberkan dua syarat jika Israel ingin mengakhiri siklus pertikaian berdarah antar kedua negara.
Pertempuran antara Israel dan milisi Palestina masih memakan korban di hari ke-10. Pejabat di wilayah Gaza menyatakan 227 orang, termasuk 64 anak-anak, telah tewas akibat serangan udara beruntun dari Israel. Di sisi Israel sendiri 12 orang, termasuk dua anak-anak, telah tewas oleh serangan roket dari milisi Hamas.
Hingga Selasa malam serangan udara masih menggempur Gaza. Pihak militer Israel sendiri mengklaim menarget jaringan terowongan bawah tanah milik Hamas.
Sebagai balasan, Hamas menembakkan 50 roket pada Rabu pagi, seperti diketahui dari pernyataan pihak Israel.
Para petinggi Hamas mensinyalir masih ada celah gencatan senjata antar kedua bangsa. Namun, penghentian serbuan roket oleh pihak Hamas hanya akan terjadi jika dua hal dipenuhi.
Seperti telah dikonfirmasi oleh media CBS News, Rabu, syarat itu adalah demikian: pertama, pasukan militer dan polisi Israel harus setuju untuk tidak lagi memasuki Masjid Al-Aqsa, seperti yang mereka lakukan awal bulan ini; kedua, warga Palestina yang tinggal di pemukiman Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur tidak digusur oleh para pemukim Israel.
Militer Israel tak mau berkomentar atas rencana gencatan senjata, seperti dilaporkan CBS News. Namun, PM Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu telah memastikan bahwa operasi militer dari pihaknya belum akan dihentikan.
"Setiap hari, kami menyerang lebih banyak fasilitas milik kelompok teroris, menyasar jajaran petinggi yang lebih senior, merobohkan gedung milik teroris, dan menghancurkan cadangan senjata," kata Netanyahu, sebelum menambahkan bahwa ia "bertekad melanjutkan operasi hingga tujuan berhasil tercapai."
Netanyahu menyampaikan terima kasihnya pada mitra Israel, terutama Amerika Serikat, karena mendukung hak bertahan Israel, meski Presiden AS Joe Biden telah mendesak "de-eskalasi signifikan" pada Rabu.
Prancis, salah satu negara anggota Dewan Keamanan PBB, pada Rabu menyatakan bakal mengajukan resolusi baru bersama negara Yordania dan Mesir. Resolusi ini bakal mendesak gencatan senjata antara Israel dan Palestina dan penekanan pada resolusi dua-negara untuk menyelesaikan akar dari konflik kedua negara.