ERA.id - Para peneliti yang mempelajari pengaruh vaksin Covid-19 terhadap siklus menstruasi menyatakan bahwa perubahan pada pola menstruasi hanya bersifat sementara dan tidak akan mempengaruhi fertilitas perempuan.
Meski belum ada hubungan yang jelas antara vaksin Covid-19 dan siklus menstruasi, cerita-cerita terkait hal ini telah muncul di sejumlah blog dan dunia maya.
Hal ini mendorong dua ilmuwan - Dr Kate Clancy dari University of Illinois dan Dr Katherine Lee dari Washington University - untuk mensurvey luasnya fenomena tersebut. Apalagi kedua ilmuwan itu juga mengalami perubahan sementara atas siklus menstruasi mereka pasca disuntik vaksin Covid-19.
Dilansir dari The Guardian, (5/6/2021), survey itu menghasilkan kesimpulan bahwa fenomena perubahan siklus menstruasi tidak serupa di setiap perempuan.
"(Mereka yang mengabarkan perubahan) adalah yang sedang menjalani terapi kontrasepsi hormonal, penerima terapi hormon gender, dan orang-orang yang telah mengalami menopaus, yang mengalami menstruasi atau pendarahan," sebut Clancy, di podcast Science Weekly.
"Mereka yang tengah mengalami menstruasi ada yang mengalami menstruasi lebih awal dan deras, namun, beberapa yang lain mengalami menstruasi yang terlambat dan lebih ringan."
Clancy, yang mendalami dampak lingkungan terhadap siklus menstruasi, menambahkan bahwa fenomena ini tidak dialami begitu banyak orang, dan biasanya berakhir cukup cepat.
"Ini bukan pengalaman universal," kata dia."
Namun, hubungan antara menstruasi dan vaksin Covid-19 masih belum dikatakan jelas. Meski dampaknya bisa terasa 1 atau 2 bulan pasca vaksin, ada pula yang mengalami fenomena ini selama berbulan-bulan berikutnya. Dan tingkat stres disebut berpengaruh atas fenomena ini, seperti disebut di The Guardian.
Senada, Dr Sue Ward, wakil presiden Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG), mengatakan bahwa kondisi yang begitu mengkhawatirkan seperti pandemi tak dipungkiri bisa mengganggu siklus menstruasi wanita.
Ward mengakui mendengar ada sejumlah wanita yang menstruasinya menjadi lebih deras akibat vaksin Covid-19.
"Kami akan mendukung pengumpulan lebih banyak data di area ini untuk makin memahami kenapa hal ini bisa terjadi."