Epidemiolog: Karantina Infeksi Varian Covid-19 Delta Tidak Perlu Lama

| 29 Jun 2021 10:54
Epidemiolog: Karantina Infeksi Varian Covid-19 Delta Tidak Perlu Lama
Karyawan mengawasi produksi vaksin di Beijing Biological Products Institute unit dari China National Biotech Group (CNBG), Jumat, (26/2/2021). (Foto: ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang/wsj.)

ERA.id - Masa inkubasi COVID-19 varian Delta tidak sepanjang varian-varian sebelumnya sehingga bentuk pencegahannya tidak memerlukan karantina dalam waktu yang lebih lama, namun harus lebih sering tes, demikian pernyataan pakar epidemiologi terkemuka di China Prof Zhong Nanshan.

Dalam opininya yang dimuat sejumlah media di China, Senin (28/6), Zhong juga mengatakan bahwa ada perbedaan definisi 'kontak erat' antara COVID-19 varian sebelumnya dengan varian Delta.

Di varian sebelumnya, 'kontak erat' merujuk pada orang yang tinggal bersama dalam ruang yang sama, keuarga, ruang pertemuan atau makan bersama dalam jarak 1 meter.

"Namun 'kontak dekat' dalam definisi baru (varian Delta) adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung, juga bersama orang yang terinfeksi empat hari sebelum mengalami gejala penyakit," ujar profesor yang pertama kali berpendapat masa inkubasi COVID-19 selama 14 hari itu, malansir dari ANTARA.

Menjawab pertanyaan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China, Zhong menjawab tidak memerlukan waktu lebih lama seperti varian sebelumnya.

"Oleh karena secara umum masa inkubasinya tidak lebih panjang, maka masa karantina juga tidak perlu lama. Justru yang efektif adalah meningkatkan frekuensi tesnya," ujar Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular Nasional China itu.

Pendapat Zhong tersebut berdasarkan penelitian atas ditemukannya beberapa kasus varian Delta di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China yang menerima kedatangan 90 persen pengguna penerbangan internasional.

Rekomendasi