ERA.id - Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, telah memecat satu pejabat di Kementerian Kesehatan Brazil yang kabarnya meminta uang suap dalam proses pengadaan vaksin Covid-19, Selasa, (29/6/2021), seperti diberitakan di The Guardian.
Pada Selasa, kontrak pengadaan vaksin antara pemerintah Brazil dan produsen vaksin India, Bharat Biotech, - dengan nilai kontrak 1,6 miliar real atau setara Rp4,67 triliun - ditangguhkan menyusul temuan tindak korupsi di dalam kemenkes tersebut.
Pihak Bharat dan kemenkes menepis tudingan perbuatan ilegal apapun.
The Guardian menyebut mantan karyawan kemenkes Brazil pernah memberitahu sang presiden bahwa ia ditekan untuk menandatangani kontrak yang membuat rata-rata harga vaksin Covid-19 naik 1.000%.
Bolsonaro, yang popularitasnya di mata masyarakat Brazil memudar menyusul angka kematian Covid-19 negeri itu yang mencapai 500 ribu orang, menyatakan tidak berbuat sesuatu yang keliru. Pada Senin, ia mengaku merasa tidak melakukan kesalahan.
Dua hari kemudian, Rabu, kepala staf Bolsonaro mengumumkan bahwa pejabat kemenkes terkait, Roberto Ferreira Dias, dicopot dari posisinya.
Koran lokal Brazil Folha de S Paulo pada Selasa membuat laporan bahwa Dias, dalam sebuah makan malam, menyarankan agar harga tiap dosis vaksin di-mark up sebanyak satu dolar AS. Kesaksian ini didapat dari wakil kemenkes dalam sesi makan malam terkait proyek pengadaan vaksin di Brazil, sebut koran yang sama.
Dias belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan, sebut the Guardian.
Pimpinan tim Senat Brazil yang mengawasi respons pandemi negara itu, yang tengah menginvestigasi dugaan korupsi dalam kontrak pengadaan vaksin yang berbeda, menyatakan bakal memanggil sejumlah saksi terkait kasus terbaru.
Kasus korupsi ini menjadi pukulan terbaru bagi pemerintahan Presiden Bolsonaro yang dianggap lamban dalam mengatasi pandemi. Ia juga disebut menyia-nyiakan kesempatan pengadaan vaksin. Tuduhan aksi koruptif di dalam pemerintahannya bahkan memicu banyak protes, menyuarakan desakan agar Bolsonaro mengundurkan diri.