Ceramah tentang Komunisme, Xi Jinping: Jangan Biarkan Kekuatan Asing Menggertak China!

| 02 Jul 2021 11:32
Ceramah tentang Komunisme, Xi Jinping: Jangan Biarkan Kekuatan Asing Menggertak China!
Presiden China, Xi Jinping (Wikimedia Commons)

ERA.id - Presiden China, Xi Jinping, memberi pidato tentang komunisme di hadapan remaja belia, di Lapangan Tiananmen, saat merayakan satu abad Partai Komunis China (CPC) yang jatuh pada Kamis (1/7/2021) kemarin.

Xi memanfaatkan momentum perayaan tersebut dengan terus menggelorakan semangat patriotisme. Mengawali pidatonya, dia bercerita tentang sejarah China pada 5.000 tahun yang lalu, termasuk perjuangan para pahlawan dalam menumpas kolonialisme.

Layaknya seorang guru, Xi juga menceritakan tentang Marxisme dan sejarah berdirinya CPC hingga akhirnya terbentuk Republik Rakyat China yang dianggapnya sebagai China baru.

"Meiyou gongchandang, meiyou xin zhongguo (Tanpa Partai Komunis, tidak ada China baru)," ujar Xi berapi-api.

Jargon itu diucapkannya berkali-kali dalam pidato peringatan partai yang kini telah memiliki anggota sebanyak 90 juta orang di seluruh wilayah daratan China tersebut.

Tidak ada pesan secara khusus yang ditujukan kepada kalangan anak muda, kecuali tentang sejarah dan tantangan CPC dalam menghadapi dunia global.

"Rakyat China tidak akan pernah membiarkan kekuatan asing menggertak, menindas, atau mengalahkan kami. Siapa pun yang mencoba melakukannya akan membentur tembok besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar masyarakat China," tegas Xi yang disambut tepuk tangan para peserta dan tamu undangan.

Meskipun tidak ada pesan khusus untuk kalangan anak muda, jargon Xi tersebut tertanam di kepala para remaja yang berkumpul di Lapangan Tiananmen itu.

"Itu mudah sekali dihafal," ujar seorang remaja yang tak henti-hentinya menirukan ucapan Xi, apalagi sebelum acara berlangsung mars "Meiyou gongchandang, meiyou xin zhongguo" terus diputar di lapangan yang menjadi tempat diumumkan berdirinya Republik Rakyat China oleh Mao Tse Tung pada tahun 1949 itu.

Personel militer berusia belia juga turut mendominasi jajaran petugas keamanan organik di ring satu Beijing selama acara berlangsung. Polisi dan personel militer yang lebih senior justru banyak disebar di luar arena.

Hal ini semakin mempertegas bahwa CPC yang juga mengendalikan seluruh elemen kekuatan militer China itu ingin lebih dekat lagi dengan generasi millenial.

Usia boleh muda, namun loyalitas tidak boleh pudar. Dalam mengawasi segala gerak-gerik orang-orang di sekitarnya, militer belia tersebut juga turut menyanyikan mars pengobar semangat sambil mengibarkan bendera partai yang berukuran kecil. Bahkan tak jarang mereka juga mengajak peserta sipil yang duduk di sebelahnya bernyanyi bersama.

Tidak ada tanda-tanda kelelahan di mata mereka, meskipun sejak Rabu (30/6) malam mereka sudah disiagakan demi kelancaran acara tersebut. Mereka duduk di setiap ujung baris kursi undangan sekaligus membantu para tamu mencari tempat duduk.

"Dari pukul sembilan tadi malam saya duduk di sini. Makan pagi sudah, tadi pukul dua malam," kata Xu, personel Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) berusia 20 tahun.

"Selesai acara pukul sepuluh nanti saya lepas dinas dan baru bisa beristirahat," ujar pria asal Provinsi Fujian yang baru satu tahun bergabung dengan jajaran PLA itu.

Rekomendasi