ERA.id - Kritik terkini dari Presiden Joe Biden terhadap praktik penggunaan senjata api justru memicu rekor penjualan senjata api di Amerika Serikat.
Melansir Yahoo News, (6/7/2021), industri senjata api di AS mencatat penjualan tertinggi kedua di bulan Juni, ketika 1,3 juta pucuk pistol terjual dalam sebulan. Hanya rekor penjualan di bulan Juni 2020 - dengan lebih dari 2,1 juta senpi terjual - yang belum tersaingi.
"Jelasnya, Juni 2021 adalah bulan Juni dengan catatan penjualan teringgi dalam sejarah," sebut Mark Oliva, juru bicara National Shooting Sports Foundation.
Antrian pengecekan latar belakang pemilik senpi oleh FBI AS juga ikut memanjang. Pada 2021, diperkirakan akan ada 40 juta pucuk senjata yang beredar di Amerika Serikat.
Pemicu rekor penjualan ini adalah ancaman dari pemerintahan Presiden Joe Biden terkait pembatasan kepemilikan senjata api, sebut orang-orang dari industri tersebut.
Terakhir, Gedung Putih mengajukan rencana untuk memajaki dan meregulasi senjata rifle jenis AR-15, salah satu senjata api yang paling populer di AS.
Presiden Biden baru-baru ini juga menominasikan aktivis pembatasan senpi untuk mengepalai organisasi Alcohol, Tobacco, Firearms, and Explosives. Hal ini juga dianggap memicu rekor penjualan.
Namun, meski Presiden Biden mengampanyekan pembatasan senjata api, partainya tidak mendapat dukungan yang cukup di Senat untuk meloloskan RUU tentang senjata tersebut.
AS menyaksikan peningkatan insiden penembakan selama Hari Kemerdekaan, 4 Juli lalu. Melansir Yahoo News, di kota Chicago sendiri, sejak Jumat lalu, 88 orang tertembak dan 14 orang di antaranya meninggal dunia.
Komandan polisi Chicago dan satu sersan dikabarkan ikut tertembak saat sedang membubarkan massa. Koran Chicago Sun-Times mengatakan komandan dan sersan tersebut tertembak di bagian kaki dan betis.