ERA.id - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis, (15/7/2021), mengecam panglima militer yang dulu ia tunjuk, menyusul terungkapnya dugaan bahwa para petinggi militer sangat prihatin tentang potensi kudeta pascapemilihan presiden November.
Hal ini disebutkan dalam buku berjudul "I Alone Can Fix It", yang diperoleh CNN sebelum diterbitkan dalam waktu dekat.
Buku itu juga mengungkapkan bahwa para petinggi militer sempat membahas rencana untuk mengundurkan diri, melansir ANTARA, (16/7/2021).
Buku yang ditulis dua jurnalis koran Washington Post itu mengutip Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan para pemimpin senior militer AS lainnya yang sempat berencana mundur jika mereka mendapat perintah yang mereka anggap ilegal dan berbahaya.
"Saya tidak pernah mengancam, atau berbicara kepada siapa pun, soal kudeta Pemerintah kita ... Kalaupun saya akan melakukan kudeta, salah satu orang terakhir yang ingin saya ajak bicara adalah Jenderal Mark Milley," kata Trump dalam pernyataan.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, telah secara pribadi mengakui kekhawatiran bahwa Trump mungkin mencoba menarik militer agar tidak ada perbedaan pendapat jika Trump berniat menyalahgunakan UU Pemberontakan di AS.
Pengunduran diri yang terencana dan tertib oleh para anggota Kepala Staf Gabungan belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi kebenaran tulisan para wartawan Post itu, dan kantor Milley belum menanggapi permintaan komentar.
Penerbit buku tersebut menolak untuk memberikan kutipan dan tidak mengonfirmasi atau menyangkal kebenaran isi laporan CNN.
Trump memilih Milley untuk menjadi panglima militer pada 2018, meskipun Menteri Pertahanan saat itu Jim Mattis lebih menyukai kepala staf Angkatan Udara untuk mengisi posisi itu.
Mattis mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan pada 2018 karena perbedaan kebijakan dan sejak itu Trump mengecapnya sebagai "jenderal paling 'lebay' di dunia."
"(Milley) mendapatkan jabatan itu hanya karena jenderal paling 'lebay' di dunia, James Mattis, tidak tahan dengannya, tidak menghormatinya, dan tidak akan merekomendasikannya," kata Trump dalam pernyataannya.
Hubungan Milley dan Trump memburuk tahun lalu setelah perwira militer AS itu secara terbuka meminta maaf karena bergabung dengan sang presiden saat ia berjalan dari Gedung Putih ke gereja terdekat hanya untuk berfoto, sementara sebelumnya pihak berwenang membersihkan jalan dari para pengunjuk rasa menggunakan gas air mata dan peluru karet.