ERA.id - Sebuah meteor berukuran besar jatuh ke Bumi dan memendarkan cahaya terang di tengah gelapnya langit Skandinavia selatan, Minggu, (25/7/2021), dini hari.
Beberapa serpihan meteor dikabarkan jatuh 24 kilometer di dekat ibu kota Oslo, Norwegia, melansir CNN.
Juru bicara Jaringan Meteor Norwegia, Steinar Midtskogen, mengatakan pada CNN bahwa meteor tersebut membuat langit malam Norwegia sekejap terang-benderang "seperti siang hari". Kala itu waktu masih menunjukkan pukul 1 dini hari.
"Sekitar satu menit kemudian suara gemuruh terdengar di sebuah kawasan, kemungkinan 100 km dari titik di mana meteor terlihat berpendar," sebut Midtskogen.
Ia menyebut beberapa orang yang berada di sekitar garis pergerakan meteor itu mengaku merasakan gelombang kejut. Pintu dan jendela terhempas terbuka diikuti hembusan angin, sebut Midtskogen.
Belum ada laporan kerusakan akibat insiden meteor jatuh tersebut, ungkapnya, melansir CNN.
Peristiwa hujan meteor atau meteor jatuh bukan fenomena langka di Norwegia. Dan jaringan meteor Norwegia telah menyiagakan sejumlah kamera untuk bisa terus mengawasi kondisi langit. Belakangan, analisa awal memperkirakan meteor jatuh di kawasan Lier, sekitar 24 kilometer dari ibu kota Oslo, Norwegia.
Dugaan titik jatuhnya meteor dikonfirmasi oleh Norwegian Seismic Array (NORSAR) yang mencatat "jatuhnya benda langit ke tanah tercatat sebagai peristiwa seismik," demikian sebut Midtskogen.
Kini pencarian dilakukan untuk menemukan pecahan meteor - atau 'meteorit' - tersebut.
"Kami belum tahu pasti ukuran meteornya. Mungkin meteor itu batu dengan berat beberapa ratus kilogram, namun, kami memperkirakan sebagian kecil bagian meteor tersebut terhempas ke tanah," sebut Midtskogen.
Ia menyebut bahwa para ilmuwan memperkirakan meteor tersebut memasuki atmosfer Bumi dengan kecematan 15 km/detik atau 54.000 km/jam. Namun, meteor tersebut diduga terpecah-pecah menjadi beberapa bagian saat berada di ketinggian antara 35 dan 25 km di atas permukaan tanah.
Analisa lainnya, meteor tersebut diperkirakan tidak biasa karena orbitnya terlihat "terbatas di bagian terdalam sistem tata surya", dan tidak berasal dari sabuk asteroid di antara planet Mars dan Jupiter.
"Peristiwa ini akan menghasilkan penemuan meteorit yang sangat berharga bagi ilmu pengetahuan," sebut Midtskogen.