ERA.id - Setiap tahunnya, langit malam menyuguhkan pertunjukan spektakuler yang dinantikan banyak orang. Salah satu fenomena langit yang paling memukau adalah hujan meteor Perseid.
Fenomena Meteor Perseid ini selalu berhasil menarik perhatian para astronom amatir maupun masyarakat umum. Penasaran dengan fenomena langit ini? Berikut pembahasan lengkapnya.
Mengenal Hujan Meteor Perseid
Dilansir dari laman NASA, hujan meteor Perseid mencapai puncaknya pada pertengahan Agustus dan dianggap sebagai hujan meteor terbaik tahun ini. Dengan kilatan meteor yang cepat dan terang, Perseid sering meninggalkan jejak panjang cahaya dan warna saat mereka meluncur melalui atmosfer Bumi.
Perseid adalah salah satu hujan meteor yang paling banyak, dengan jumlah sekitar 50 hingga 100 meteor yang dapat terlihat per jamnya. Meteor jenis ini terjadi saat cuaca malam di musim panas yang hangat, sehingga memungkinkan para pengamat langit untuk melihatnya dengan nyaman.
Perseid dikenal dengan bola apinya, yang merupakan ledakan cahaya dengan warna yang lebih besar yang dapat bertahan lebih lama daripada jejak meteornya.
Ekor meteor Perseid disebabkan oleh bola api yang berasal dari partikel komet yang lebih besar. Bola api tersebut juga lebih terang, dengan magnitudo tampak lebih besar. Berikut ini beberapa hal terkait fenomena meteor Perseid yang sering ditanyakan:
-
Bagaimana Cara Melihat Meteor Perseid?
Perseid paling baik dilihat di Belahan Bumi Utara selama jam-jam sebelum fajar tiba. Namun juga terkadang Anda dapat melihat hujan meteor ini sejak pukul 10 malam.
-
Dari Mana Meteor Berasal?
Meteor (termasuk perseid) berasal dari partikel komet yang tersisa dan pecahan asteroid yang rusak. Ketika komet mengelilingi Matahari, mereka meninggalkan jejak debu di belakang mereka.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Hujan Meteor yang Akan Terjadi Sepanjang 2024
Perlu diketahui, setiap tahun Bumi melewati jejak-jejak puing ini, yang memungkinkan partikel-partikel tersebut bertabrakan dengan atmosfer dan hancur untuk menciptakan jejak-jejak cahaya dan warna yang berapi-api di langit.
-
Komet
Menurut para ilmuwan, potongan-potongan puing ruang angkasa yang berinteraksi dengan atmosfer bumi telah menciptakan Perseid yang berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle.
Perlu diketahui, Swift-Tuttle membutuhkan 133 tahun untuk mengorbit Matahari sekali. Astronom Giovanni Schiaparelli sendiri telah menyadari (pada tahun 1865) bahwa komet ini adalah sumber dari Perseid. Komet Swift-Tuttle terakhir mengunjungi tata surya bagian dalam pada tahun 1992.
Sekadar informasi, komet Swift-Tuttle ditemukan pada tahun 1862 oleh Lewis Swift dan Horace Tuttle. Swift-Tuttle adalah komet besar dengan inti berdiameter 16 mil (26 kilometer) yang berarti hampir dua kali ukuran objek yang diperkirakan menyebabkan kepunahan dinosaurus.
-
Radiant
Radiant dari komet perseid (titik di langit dari mana Perseid tampaknya berasal) adalah rasi bintang Perseus.
Bintang Perseus juga yang memberi nama untuk hujan meteor ini “Perseid”. Namun, perlu diketahui rasi bintang tempat hujan meteor dinamai hanya berfungsi untuk membantu pengamat menentukan fenomena mana yang mereka lihat pada malam tertentu. Dengan demikian, rasi bintang bukanlah sumber dari meteor tersebut.
-
Terjadi pada 12-13 Agustus 2024
Puncak hujan meteor Perseid tahun ini diprediksi terjadi pada malam 12-13 Agustus. Pengamat langit diperkirakan dapat menyaksikan hingga 100 meteor per jam melintas di langit malam.
Selain hujan meteor perseid, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…