ERA.id - Saham-saham penyedia game online China, termasuk Tencent Holdings Ltd dan NetEase Inc, rontok pada perdagangan Selasa, (2/8/2021), setelah media pemerintah menyebut permainan daring itu 'candu spiritual' dan menyerukan pembatasan yang lebih ketat pada industri terkait.
Harga saham Tencent, perusahaan media sosial dan permainan video terbesar China, jatuh 9 persen dan saham NetEase anjlok 13 persen pada sesi perdagangan pagi.
Dalam sebuah artikel, Economic Information Daily milik pemerintah menulis tentang banyaknya remaja China yang kecanduan game online dan kondisi itu berdampak buruk pada pertumbuhan mereka.
Media tersebut berulang-ulang menyebut "Honor of Kings", game andalan Tencent, dan menyebutnya sebagai game online populer yang dimainkan oleh para pelajar, kadang hingga delapan jam sehari.
"Tak satu pun industri, tak satu pun olahraga, dibolehkan berkembang dengan cara merusak sebuah generasi," kata artikel itu, yang juga menyamakan game online dengan "narkoba elektronik".
Tencent belum merespon permintaan Reuters untuk wawancara.
Pemerintah China telah bertekad untuk memperkuat aturan terkait pendidikan dan permainan daring untuk melindungi anak-anak. Bulan lalu, mereka menerbitkan aturan yang melarang penyedia bimbingan belajar mengambil untung dari mata pelajaran dasar sekolah.
Kebijakan itu diperkirakan akan mengancam keberlangsungan bisnis jasa bimbingan belajar milik swasta yang nilainya mencapai 120 miliar dolar AS (sekitar Rp1,72 triliun).