AS 'Rugi Bandar', Presiden Joe Biden Sesalkan Sikap Politisi dan Militer Afghanistan yang Cepat Menyerah

| 17 Aug 2021 13:12
AS 'Rugi Bandar', Presiden Joe Biden Sesalkan Sikap Politisi dan Militer Afghanistan yang Cepat Menyerah
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Foto: Flickr)

ERA.id - Pemereintahan kubu konservatif dan progresif Amerika Serikat selama 20 tahun terakhir sama-sama bersalah telah menyebabkan situasi kacau balau di Afghanistan saat ini, sebut Presiden AS Joe Biden, Senin, (16/8/2021).

Namun, ia tetap membela keputusannya menarik seluruh pasukan militer AS - yang dimulai 1 Mei lalu - karena perang di Afghanistan menjadi tak berarti setelah "pasukan militer Afghan tak mau melindungi diri mereka sendiri."

Meski mengaku sedih, Presiden Biden tidak menyesali keputusannya menarik pasukan AS, sebuah langkah yang menurutnya bisa dilakukan beberapa tahun yang lalu.

"Kita tidak pernah menyudahi perburuan terhadap Osama bin Laden, dan kita telah mendapatkannya. Itu terjadi sepuluh tahun lalu," ungkap Biden. "Misi kita di Afghanistan tak pernah bermaksud untuk membangun bangsa tersebut."

Berbicara dari Ruang Timur Gedung Putih, ia juga menggarisbawahi tak akan pernah ada waktu yang tepat kapan harus pasukan AS harus ditarik, melansir The Daily Beast.

Presiden Biden pun menajamkan kritik terhadap tokoh-tokoh politik Afghanistan, yang didukung AS, yang dianggap menyebabkan pengambilalihan ibu kota Kabul terjadi begitu mudah. Ia khususnya mengritik Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang "menyerah dan kabur dari negeri itu".

"Para pemimpin politik Afghanistan tak bisa bersatu demi kebaikan rakyat mereka," kata Biden, sambil menambahkan bahwa figur Afghanistan terlalu optimis terhadap pasukan militer negara.

Biden menyatakan bahwa pemerintah AS telah menggunakan hampir 90 miliar dolar AS untuk melatih dan melengkapi pasukan "yang ukurannya lebih besar dari sejumlah anggota aliansi NATO". Namun, pasukan Afghanistan itu justru langsung rontok dalam hitungan hari.

Sejak Juli, ratusan pasukan Afghanistan telah melarikan diri ke Tajikistan, seperti diberitakan Radio Free Europe, (9/7/2021). Seorang kepala komunikasi di provinsi Badkhshan mengakui bahwa bertarung melawan Taliban sama saja dengan "bunuh diri" dan melarikan diri adalah satu-satunya cara untuk selamat.

Pasukan Taliban, Minggu, berhasil masuk ke ibu kota Kabul dan dengan mudah menguasai istana presiden pada Minggu malam. Berdasarkan siaran Al Jazeera, juru bicara Taliban Mohammad Naeem menyatakan perang di Afghanistan telah berakhir.

"Kami memastikan pada setiap orang bahwa kami memberikan keamanan kepada warga dan misi-misi diplomatik. Kami siap untuk berdialog dengan semua tokoh Afghanistan dan berjanji memberi mereka proteksi yang diperlukan," kata Naeem pada Al Jazeera.

Rekomendasi