Ada Ancaman ISIS, Siapapun di Afghanistan Diminta Hindari Bandara Kabul

| 26 Aug 2021 15:32
Ada Ancaman ISIS, Siapapun di Afghanistan Diminta Hindari Bandara Kabul
Situasi di gerbang bandara Kabul, Afghanistan, (26/8/2021). (Foto: Seth Moulton/Twitter).

ERA.id - Amerika Serikat dan sekutunya mendesak orang-orang untuk menjauh dari bandara Kabul pada Kamis, (26/8/2021) karena ada ancaman serangan teror ISIS.

Desakan itu dikeluarkan ketika pasukan negara-negara Barat bergegas untuk mengevakuasi sebanyak mungkin warga Afghanistan sebelum batas waktu 31 Agustus.

Tekanan makin meningkat untuk menyelesaikan evakuasi ribuan orang asing dan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat maksimal pada 31 Agustus, atau pekan depan, melansir ANTARA.

Dalam peringatan yang dikeluarkan pada Rabu malam, Kedutaan Besar AS di Kabul menyarankan warga AS untuk menghindari bepergian ke bandara dan mengatakan mereka yang sudah berada di gerbang Bandara harus segera pergi, karena ada "ancaman keamanan" yang tidak ditentukan.

Inggris mengeluarkan peringatan serupa, memberi tahu orang-orang di area bandara untuk "pindah ke lokasi yang aman".

"Ada ancaman serangan teroris yang sedang berlangsung dan tinggi", kata pernyataan Kantor Luar Negeri Inggris.

Australia juga mendesak warganya dan mereka yang memiliki visa ke Australia untuk meninggalkan daerah itu, memperingatkan "ancaman serangan teroris yang sangat tinggi" di bandara.

Peringatan itu datang karena adanya kekacauan di ibu kota, Kabul, dan bandaranya, di mana pengangkutan udara besar-besaran warga negara asing dan keluarga mereka serta beberapa warga Afghanistan telah berlangsung sejak Taliban merebut kota itu pada 15 Agustus.

Sementara pasukan negara-negara Barat di dalam bandara bekerja keras untuk menjaga evakuasi bergerak secepat mungkin.

Sementara kelompok militan Taliban menjaga perimeter di luar tempat ribuan orang berkerumun. Diketahui bahwa banyak warga berusaha pergi dari negara itu daripada berada di bawah pemerintahan Taliban, yang selama 20 tahun terakhir menimbulkan teror di negeri itu.

"Sangat mudah bagi seorang pembom bunuh diri untuk menyerang koridor yang dipenuhi orang dan peringatan telah dikeluarkan berulang kali," Ahmedullah Rafiqzai, seorang pejabat Afghanistan yang bekerja di Direktorat Penerbangan Sipil di bandara Kabul, mengatakan kepada Reuters.

"Tetapi orang-orang tidak mau pindah, mereka memiliki tekad untuk meninggalkan Afghanistan dan mereka tidak takut mati," tambahnya.

Militan Taliban telah berjanji untuk memberikan keamanan di luar bandara, tetapi laporan intelijen tentang ancaman segera dari ISIS tidak dapat diabaikan, seorang diplomat negara NATO di ibu kota Afghanistan mengatakan pada Kamis.

Dalam 11 hari sejak Taliban menyapu Kabul, Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa lebih dari 88.000 orang, termasuk 19.000 orang dalam 24 jam terakhir.

Taliban mengatakan pasukan asing harus keluar pada akhir bulan. Mereka telah mendorong warga Afghanistan untuk tetap tinggal, sambil mengatakan mereka yang memiliki izin untuk pergi masih akan diizinkan untuk melakukannya begitu penerbangan komersial dilanjutkan setelah pasukan asing pergi.

Kelompok militan Taliban telah meminta anggota NATO Turki untuk membantu menjaga bandara tetap terbuka setelah pasukan asing pergi.

Turki mengatakan para ahli teknis mungkin tetap membantu mengoperasikan bandara.

PBB meninggalkan sekitar 3.000 staf Afghanistan untuk misinya. Sebuah dokumen keamanan PBB yang ditinjau oleh Reuters menggambarkan lusinan insiden ancaman, penjarahan kantor-kantor PBB dan penganiayaan fisik terhadap staf terjadi sejak 10 Agustus.

Rekomendasi